Pakar Ekonomi Energi UGM Buka Suara Soal Isu Pencampuran Etanol

TIKTAK.ID – Pakar Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, buka suara mengenai isu Bahan Bakar Minyak (BBM) terkini, yaitu pencampuran etanol 10 persen (E10) pada bahan bakar dengan oktan 90, yang menyebabkan motor bermasalah.
“Saya rasa tidak benar ya,” ujar Fahmy, seperti dilansir Media Indonesia, pada Jumat (31/10/25).
Fahmy mengatakan saat ini pencampuran menggunakan etanol itu dilakukan pada BBM dengan oktan 92, bukan oktan 90. Dia pun menganggap terjadinya kerusakan sejumlah motor usai mengisi BBM bersubsidi tersebut perlu dibuktikan dengan uji laboratorium.
Baca juga : Kemenag: Ditjen Pesantren Ditargetkan Rampung Terbentuk Akhir Tahun
Fahmy menyatakan pencampuran dengan bahan lain hingga memicu kerusakan mesin, belum bisa dibuktikan. Fahmy mengaku mendukung program Pemerintah yang ingin menerapkan BBM dengan campuran etanol 10 persen agar segera diterapkan, dalam rangka menuju energi bersih.
“Saya mendukung E10. Namun jangan diwajibkan semua BBM dicampur etanol. Jangan sampai konsumen tidak memiliki pilihan,” terang Fahmy.
Senada dengan Fahmy, Guru Besar Kebijakan Publik UGM, Wahyudi Kumorotomo menegaskan, isu terkait merupakan informasi menyesatkan. Dia menyebut isu itu berpotensi ditumpangi pihak tertentu.
Baca juga : Kapolda Riau Tunjuk Bhayangkari Kelola Dapur SPPG
Menurut Wahyudi, isu viral seperti itu bisa dipakai sebagai alat serangan balik kelompok yang merasa dirugikan. Dia menyebut Pemerintah perlu bergerak cepat merespons isu-isu seperti ini sebelum semakin liar.
“Pemerintah memiliki instrumen banyak. Untuk melawan hoax, salah satunya Pemerintah dapat menutup IP dari penyebar hoax,” tutur Wahyudi.
Lebih lanjut, Pakar Ekonomi STIE YKPN Yogyakarta, Rudy Badrudin, menyatakan isu BBM bikin motor rusak belum ada bukti ilmiah. Ia menduga fenomena tersebut bisa saja bersifat kasuistik di satu daerah saja, dan perlu investigasi teknis yang lebih rinci.
Baca juga : MKD: Rahayu Saraswati Tetap Lanjutkan Jabatan Anggota DPR
“Apakah karena disebabkan oleh BBM-nya atau memang ada aspek yang lain? Barangkali motornya dan seterusnya,” kata Rudy.
Rudy lantas menyoroti pentingnya pihak terkait segera turun tangan melakukan pemeriksaan lapangan. Dia juga mengapresiasi langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang menerjunkan tim khusus guna mengivestigasi masalah ini. Dia berpendapat langkah tersebut menjadi salah satu respons yang baik atas polemik ini.










