TIKTAK.ID – Ketika Kandidat Presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden mulai melangkah menuju Gedung Putih, setelah perolehan suaranya tak terkejar lagi, lawannya Donald Trump masih kekeuh belum menerima kekalahannya dan dia bilang perhitungan suara belum berakhir.
Bahkan, Trump mulai melempar tuduhan tanpa dasar bahwa Pilpres AS kali ini tidak adil dan ada suara “ilegal” dihitung. Dia berjanji akan mengambil langkah hukum dan melesatkan cuitan dengan huruf kapital yang bersikeras bahwa dia akan “MENANGKAN PEMILIHAN INI, DENGAN (SUARA) BANYAK.”
Sementara beberapa orang di lingkarannya mendorong Trump untuk dengan kesatria menerima kekalahannya. Banyak dari anggota Partai Republiknya, termasuk di Capitol Hill, mendorongnya atau memberinya ruang untuk memproses kekalahannya -setidaknya untuk saat ini.
“Trump tidak kalah,” kata Senator Carolina Selatan Lindsey Graham dalam sebuah penampilan di “Sunday Morning Futures” dari Fox News Channel, dia menolak kenyataan yang ada saat ini. “Jangan menyerah, Pak Presiden. Berjuanglah dengan keras,” desaknya.
Dikutip dari Startribune, laporan dari orang-orang dekatnya di Gedung Putih, Trump diperkirakan tidak akan menyerah sebelum ada pernyataan resmi terkait kekalahannya. Tuduhan yang dilemparkan terkait ada kecurangan dalam pemilu saat ini dipandang sebagai upaya membesarkan hati para pendukungnya dan membuktikan bahwa dirinya setia berjuang hingga akhir. Hal itu akan membuat mereka tetap semangat untuk menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Dia bermaksud untuk berperang,” kata Penasihat Ekonomi Trump, Larry Kudlow ketika semakin jelas bahwa presiden sedang menuju kekalahan.
Sedangkan, laporan media menunjukkan bahwa para senior Partai Republik terbelah menyikapi kemenangan Biden. Beberapa bahkan menolak untuk secara terbuka mengakui hasil pemungutan suara.
Dikutip dari BBC, Pemimpin Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat, Kevin McCarthy mengatakan kepada Fox News bahwa semua penghitungan ulang dan gugatan hukum harus diselesaikan. Dia menambahkan, “Kemudian dan hanya setelah itu, Amerika akan memutuskan siapa yang memenangkan perlombaan.”
Tetapi mantan Presiden Republik George W Bush memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya, dengan mengatakan bahwa rakyat Amerika dapat memiliki keyakinan bahwa pemilu pada dasarnya adil dan bahwa hasilnya jelas. Dia juga memberi selamat kepada Trump atas kampanye dan karena telah berjuang keras.
Hasil pemilu ini menciptakan rekor baru di Amerika Serikat dengan Trump menjadi presiden yang menjabat hanya satu kali masa jabatan sejak 1990-an.
Tim kampanye presiden Republik, kabarnya telah mengajukan rentetan tuntutan hukum di berbagai negara bagian, tetapi pejabat pemilu mengatakan tidak ada bukti bahwa pemungutan suara itu dicurangi, seperti yang Trump tuduhkan.