TIKTAK.ID – Abaikan kecaman internasional, prajurit dan milisi sekutu Turki makin menggencarkan serangan militer ke wilayah utara Suriah yang mayoritas dihuni kelompok Kurdi.
Setelah semalaman bertempur, pasukan Turki berhasil memasuki kota utama Kurdi, Ras al-Ain.
Pantauan tiktak.id dari kantor berita AFP, koalisi Turki terus menghantam pasukan Kurdi dan mendesak mereka hingga ke perbatasan kota Ras al-Ain pada Sabtu (12/10/19).
Kementerian pertahanan Turki mengeluarkan pernyataan resmi berisi pujian terhadap pasukannya yang berhasil menguasai kota suku Kurdi itu hanya pada hari keempat setelah serangan militer Turki dimulai.
Namun para pejuang Kurdi di Ras al-Ain menyangkal bahwa kota itu telah jatuh. Seorang koresponden AFP mengatakan pasukan Turki dan para sekutunya memang telah memasuki Ras al-Ain, tetapi mereka belum menguasainya.
Pejuang Kurdi yang dikenal dengan sebutan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) meminta Amerika Serikat melakukan “kewajiban moral” dan melindungi mereka. Sebelum ditinggalkan Amerika, SDF merupakan mitra utama AS dalam kampanye memerangi kelompok Negara Islam (ISIS).
Setelah meninggalkan Kurdi Suriah, presiden AS Donald Trump menghadapi badai kritik, bahkan dari pendukungnya sendiri di dalam negeri, karena meninggalkan sekutu yang setia dan dituduh memberi Turki lampu hijau untuk melancarkan serangan setelah memerintahkan pasukan Amerika menarik diri dari perbatasan Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bala tentara Ankara “mengeksekusi” setidaknya sembilan warga sipil pada hari Sabtu di dekat kota Tal Abyad, kota dekat perbatasan yang menjadi target Turki lainnya.
Mereka juga melaporkan seorang pejabat partai perempuan Kurdi dan sopirnya termasuk di antara mereka yang dibunuh.
Di medan perang, para pejuang SDF menderita banyak kekalahan dan kerugian dalam menghadapi tentara Turki yang memang jauh lebih unggul.
Setidaknya 23 pejuang SDF telah terbunuh dalam satu malam, menambah jumlah korban tewas dari kubu SDF menjadi 81 orang sejak serangan Turki dimulai pada hari Rabu (9/10/19), kata kelompok pemantau HAM Suriah.
Kota-kota Ras al-Ain dan Tal Abyad lebih jauh ke barat telah menjadi tujuan utama serangan Turki dan keduanya mengalami pengeboman besar-besaran.
Menurut PBB, akibat serangan ini terjadi lonjakan drastis gelombang pengungsian. PBB mencatat sedikitnya 100.000 orang meninggalkan kedua kota tersebut.
Jalan-jalan yang mengarah ke luar dari daerah itu telah dipenuhi warga sipil yang melarikan diri, beberapa berjalan kaki, yang lain naik kendaraan bersama tumpukan barang-barang mereka.
Bulan Sabit Merah Kurdi mengatakan tidak akan lagi mengirim tim medis ke Ras al-Ain karena ambulansnya ditembaki pasukan Turki.
Pada hari Sabtu, SDF mengaku “ditinggalkan” Washington. “Kami meminta sekutu kami untuk memenuhi tugas mereka dan memikul kewajiban moral mereka,” katanya.
SDF mengingatkan Amerika bahwa serangan Turki bukan saja dapat menghancurkan Kurdi, lebih dari itu upaya selama ini dalam memberantas ISIS bakal terancam sia-sia. Pejuang ISIS yang ditahan sangat mungkin dapat membebaskan diri akibat invasi militer Turki.
Para pejabat Kurdi mengatakan lima tahanan ISIS berhasil kabur pada Jumat (11/10/19), dari rutan di kota perbatasan Qamishli yang menampung sebagian besar jihadis asing setelah penembakan melanda di dekatnya.
Pemerintah Kurdi mengatakan sekitar 12.000 anggota ISIS ditahan di tujuh pusat penahanan di seluruh wilayah yang dikuasai Kurdi.