TIKTAK.ID – Indonesia sempat memendam mimpi dapat kembali juara Uber Cup pada 1994 silam. Mimpi itu pun digantungkan pada sosok berusia 14 tahun bernama Mia Audina yang bertarung dalam laga penentuan.
Sebelumnya Indonesia hanya satu kali meraih gelar juara Piala Uber, yakni pada 1975. Usai hampir dua dekade berselang, Indonesia berharap mampu kembali mengangkat lagi trofi Piala Uber, saat menjadi tuan rumah.
Setelah melewati perjalanan panjang menuju babak final, Indonesia bertemu China. China sendiri merupakan penguasa Uber Cup sejak ikut bergabung tampil di turnamen tersebut pada 1984.
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, di dua partai awal, Susy Susanti dan Lili Tampi/Finarsih membawa euforia kemenangan seiring keberhasilan mereka menaklukkan lawan. Tetapi kemudian China berhasil menyamakan skor menjadi 2-2 lewat Han Jingna dan Ge Fei/Gu Jun.
Dalam kondisi skor imbang 2-2, partai kelima pun menjadi partai penentuan. Lantas Indonesia menampilkan Mia Audina yang masih berusia 14 tahun, sementara China menurunkan Zhang Ning yang berusia 19 tahun.
Saat awal permainan, Mia sempat tertinggal dengan skor 0-5 dari Zhang Ning. Namun melalui netting silang yang dikombinasikan dengan variasi serangan lain, Mia Audina perlahan dapat menyusul perolehan poin Zhang Ning. Saat itu, Mia tampil mencolok dengan footwork dan kelenturan tubuhnya ketika melakukan pukulan overhead.
Mia sukses memenangkan set pertama dengan skor 11-7, ketika pukulan yang ia lepaskan ke belakang masih masuk dalam area permainan. Dia bahkan makin tampil ganas di set kedua, sehingga merebut championship point di angka 10-6.
Dalam satu kesempatan match point, Mia mendorong shuttlecock ke belakang, tapi Zhang Ning mampu mengembalikan shuttlecock, meski posisinya sudah jauh dari ideal. Mia telah menunggu dan menebak arah shuttlecock di depan net, namun pukulannya justru menyangkut di net dan membuat servis berpindah. Kegagalan tersebut tampaknya turut memecah fokus Mia.
Setelah itu, Zhang Ning mengejar poin dan akhirnya menang dengan skor 12-10, sehingga pertandingan berlanjut ke set penentuan. Dalam situasi kritis tersebut, ternyata Mia mampu menunjukkan kematangan mengelola tekanan. Pasalnya, Mia bisa langsung unggul dengan skor 3-0 atas Zhang Ning dan berlanjut menjadi 7-0 saat ia berganti lapangan.
Smes Mia ke sisi kiri Zhang Ning membuatnya meraih match point sekaligus championship point untuk Indonesia di Uber Cup 1994. Mia memenangkan pertandingan setelah pukulan Zhang Ning membentur net. Indonesia pun berhasil meraih gelar Uber Cup untuk kedua kalinya.