
TIKTAK.ID – Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez mengatakan “perilaku tidak bertanggung jawab” Washington mengancam perdamaian dan keamanan internasional serta dapat memicu konflik dan perang dagang.
“Multilateralisme dan hukum internasional sedang terancam oleh kekuatan terbesar di dunia. Perilaku yang tidak bertanggung jawab Amerika adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan internasional,” kata Rodriguez pada pertemuan tingkat tinggi untuk memperingati ulang tahun ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa, Senin (21/9/20), tulis Sputniknews.
Menurut Menlu Kuba, Amerika terlibat dalam perlombaan senjata “buatannya sendiri”, dan tidak berkontribusi pada upaya yang bertujuan untuk menyelesaikan banyak krisis yang disebabkan oleh pandemi virus Corona.
“Ini [AS] memicu konflik, perang non-konvensional dan perdagangan dan memaksakan tindakan koersif sepihak yang parah,” kata Rodriguez.
Menlu Kuba mengatakan Washington mengabaikan perjanjian internasional yang penting, termasuk tentang perlucutan dan kontrol senjata, dan tampaknya “berperang dengan seluruh planet”.
Amerika Serikat telah memberlakukan blokade ekonomi, komersial, dan keuangan terhadap Kuba selama enam dekade, sejak otoritas Kuba menasionalisasi kilang minyak milik Amerika tanpa kompensasi. Havana setiap tahun mengajukan rancangan resolusi ke Majelis Umum PBB yang menyerukan pencabutan embargo.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump memperpanjang pembatasan perdagangan terhadap Kuba selama satu tahun lagi di bawah Undang-Undang Perdagangan dengan Musuh.
Sementara itu pada acara yang sama, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyerukan pembangunan dunia multipolar dan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diperbarui untuk melindungi umat manusia di seluruh dunia.
“Venezuela, Republik Bolivarian kita, mengadvokasi dunia multipolar, untuk sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diperbarui, untuk sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menegakkan hukum internasional, yang melindungi rakyat dunia,” katanya pada pertemuan tingkat tinggi PBB itu, tulis Xinhuanet.
Presiden Venezuela juga mengatakan, kerja sama global diperlukan untuk mengatasi dampak sosial dan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19.
“Pandemi ini membutuhkan persatuan terbesar umat manusia,” kata Maduro, yang menegaskan kembali dukungannya untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mengutuk serangan terhadap Badan tersebut.
“Ini bukan saatnya menghina atau menyinggung WHO, sudah saatnya bersatu untuk mendukungnya,” ujarnya.
Dia merujuk pada pemilihan parlemen yang akan dilaksanakan pada 6 Desember untuk memperbarui Majelis Nasional Venezuela, dengan mengatakan PBB diundang untuk “memantaui proses pemilihan parlemen baru”.
Lebih dari 20 juta warga Venezuela memiliki hak memilih 277 wakil dari Majelis Nasional unikameral.