TIKTAK.ID – Pendiri organisasi non-pemerintah Mayday Rescue, James Le Mesurier yang mengawasi pendanaan organisasi White Helmets di Suriah, dan kini meninggal dunia, telah mengakui penyalahgunaan dana donor sebelum kematiannya dan mengajukan untuk mundur, tulis harian Jerman Volkskrant pada Jumat (17/7/20).
Le Mesurier ditemukan tewas di taman rumahnya di Istanbul pada November lalu, tulis Sputnik news.
Volkskrant mengklaim bahwa dia memperoleh surat yang ditulis oleh Le Mesurier tiga hari sebelum kematiannya. Dalam surat itu, dibilang bahwa ia mengakui manajer Penyelamat Mayday telah mengorupsi uang yang dialokasikan oleh para donor untuk White Helmets.
Peristiwa ini diselidiki oleh investigasi keuangan pimpinan Belanda pada tahun lalu setelah mengunjungi kantor Mayday Rescue di Istanbul dan menemukan tanda terima palsu yang dirancang untuk menyembunyikan dana $ 50.000 yang raib.
Perusahaan akuntansi Belanda, SMK, menemukan sejumlah ketidakkonsistenan terkait sejumlah hal. Misalnya, Mayday Rescue memosisikan diri sebagai nirlaba, sementara memiliki cabang komersial di Turki dan Uni Emirat Arab. Remunerasi dari beberapa manajer dilaporkan mencapai $ 26.000 sebulan, dan itu belum termasuk bonus.
Setelah kematian Le Mesurier, negara-negara donor -termasuk Jerman, Belanda, dan Inggris Raya, antara lain- melakukan pemeriksaan akuntansi dan tidak menemukan jejak penggelapan. Surat kabar Jerman ini juga menunjukkan bahwa beberapa transaksi tidak mungkin dilacak, karena begitu banyak yang terpaut ke masa lalu.
Sebuah inspeksi, yang tidak diungkapkan ke publik, dikatakan telah menyimpulkan bahwa pengakuan Le Mesurier sebelum meninggal tentang penggelapan adalah hasil dari “kesalahpahaman.” Namun, para donor Eropa telah menghentikan pendanaan mereka dan White Helmets seharusnya berhenti beroperasi dalam beberapa bulan ke depan, tulis surat kabar itu.
White Helmets adalah organisasi non-pemerintah yang terdaftar di Inggris. Kelompok kemasyarakatan ini menggambarkan dirinya sebagai sekelompok mantan tukang roti, penjahit, insinyur, apoteker, pelukis, tukang kayu, mahasiswa dan pekerja dari profesi lain yang secara sukarela pergi ke “tempat paling berbahaya di dunia” dan melindungi warga sipil setempat dari kekerasan.
Kelompok ini memperoleh publisitas luas setelah membangun kehadiran di Suriah, di mana perang saudara sudah pada tahun kesepuluh sekarang. Sementara White Helmets mendapat pujian di Barat, Damaskus menuduhnya sebagai kelompok propaganda dan ekstremisme.
Le Mesurier sebelumnya pernah bertugas di dinas intelijen asing MI6 Inggris dan bekerja melalui perang di Balkan dan Kosovo. Beberapa peneliti menuduhnya memiliki hubungan dengan al-Qaeda.