
TIKTAK.ID – Pembalap Marc Marquez memahami kesulitan adik sekaligus tandemnya, Alex, dalam ajang MotoGP 2020. Marquez pun tidak pelit berbagi tips untuk membantu Alex agar sukses di lintasan.
Sebelumnya, duet saudara kandung ini tidak berjalan sesuai harapan. Marquez diketahui absen di sebagian besar kejuaraan usai kecelakaan di seri pertama, sedangkan Alex Marquez gagal bersinar di musim pertamanya di kelas premier.
Perlu diketahui, juara dunia Moto2 2019 tersebut baru dua kali finis di 10 besar dalam delapan seri pertama di musim ini. Namun ia sudah dua kali gagal mengantongi poin yang terjadi di Styria dan San Marino.
Alhasil, Alex pun terpuruk di posisi 16 klasemen sementara MotoGP dengan perolehan 27 poin. Pembalap Spanyol itu juga tertinggal jauh dari Brad Binder, pembalap rookie KTM, yang telah mengumpulkan 57 poin.
“Kejuaraan ini bukan hanya sulit untuk seorang pembalap rookie, tapi juga untuk semua pembalap,” ujar Marquez, seperti dikutip Detik.com dari Speedweek.
“Gap waktunya begitu dekat, yakni 17 atau 18 pembalap hanya dalam sedetik. Hal itu kan luar biasa karena kupikir Kejuaraan Dunia MotoGP di musim ini cukup seimbang,” imbuhnya.
Marquez menjelaskan, banyaknya balapan dalam waktu yang singkat, terlalu cepat untuk seorang rookie.
“Apalagi kurangnya tes. Kami biasanya menjalani empat atau lima hari tes, hal itu sangat membantu,” ucapnya.
Berbeda dengan Alex, Marquez justru menjalani karier di MotoGP yang sangat mulus. Sejak debut pada 2013, Marquez sukses merebut enam gelar juara dunia dalam tujuh musim pertamanya.
Oleh sebab itu, Marquez membantu Alex dengan memberinya sejumlah tips. Akan tetapi, ia mengaku tidak dapat banyak mendukung adiknya itu karena mesti tetap profesional.
“Aku mencoba membantu Alex. Ketika mereka mendapatkan pilihan ban pada hari Kamis, dia akan mengirimiku foto-foto, kemudian aku memberi dia tips-tips. Namun kami memiliki aturan karena yang pertama dan utama dia harus bekerja dengan timnya,” tutur rider berusia 27 tahun itu.
“Kami harus tetap profesional. Kalau dia ragu tentang gaya membalapnya atau apa pun, dia bisa meneleponku, tapi aku enggak pernah sih menelepon dia. Dia toh harus melapor karena dia yang ada di lintasan dan bekerja di sana dengan timnya, yang adalah orang-orang sarat pengalaman. Sudah pasti kami berbincang, terkadang hingga tiga kali sehari,” lanjutnya.