
TIKTAK.ID – Mulanya, Marco Lucchinelli memberikan komenatar terhadap performa Valentino Rossi yang merosot di MotoGP. Tak tinggal diam, pembalap berjuluk “The Doctor” itu pun kemudian balas memberikan tanggapan dengan mengatakan Lucchinelli merupakan penjilat.
Rossi memperoleh komentar dari Lucchinelli usai beradu balap dalam MotoGP Qatar 2021. Pemacu kuda besi dari tim Petronas Yamaha itu hanya mencatatkan posisi finis di urutan ke-12, walaupun dirinya memulai dari posisi keempat.
Rossi mengambinghitamkan ban belakang motor yang tak maksimal, berujung dirinya hanya mampu menempati finis di luar 10 besar.
Pembalap kelahiran Italia yang kini berusia 42 tahun itu kemudian mendapat komentar dari Lucchinelli, yang menyatakan Rossi terlalu banyak berdalih.
Lucchinelli lantas tanpa segan menyatakan Rossi telah hilang taring pada lintasan pacu kuda besi dan memintanya segera pensiun. Mantan juara dunia MotoGP 1981 500cc itu pun mendesak Rossi memberikan kesempatan untuk para rider muda.
“Dulu di Kejuaraan Dunia, ia merupakan sosok jenius dengan cara balapan yang lain bagai alien dari Mars. Tetapi kini, ia telah kembali ke tanah dan tidak butuh banyak dalih lagi,” ujar Marco Lucchinelli sebagaimana dilansir Detik mengutip dari Lapresse.
“Dia harus memberikan kesempatan kepada anak muda. Supaya sang juara dunia sembilan kali, sudahlah lepaskan saja balapan dan berikan motornya ke para pemuda,” sindir Lucchinelli.
Perkataan Lucchinelli itu lantas direspons oleh Valentino Rossi. Dia menyatakan heran oleh sindiran Lucchinelli, sosok yang hingga kini ia pandang baik dan dekat dengan ayahnya, Graziano Rossi.
“Saya menyesal Marco Lucchinelli menyatakan itu, lantaran dia merupakan teman baik Graziano. Kami sangat dekat dan tiap kali saya melihatnya, dia sangat baik kepada saya,” ungkap Rossi, sebagaimana dilansir Detik mengutip dari La Gazzetta dello Sport.
“Saya hendak mengatakan jika dia itu penjilat… barangkali ini cara yang buruk dalam mengatakannya. Pada titik tertentu Lucchinelli mulai berkata buruk terhadap saya, namun saya tidak tahu alasannya,” ujar Rossi.
“Pada ujungnya, semua orang boleh berbicara, walaupun saya tentu saja amat menyesalkannya. Saat saya melaju cepat, orang-orang berharap saya dapat kembali naik podium. Tetapi saat saya gagal mencapainya, mereka menghendaki saya agar berhenti sedari dulu,” lanjut Rossi.