TIKTAK.ID – Presiden Rusia, Vladimir Putin akan memberi selamat kepada presiden AS yang baru pada waktu yang tepat, yaitu segera setelah hasil resmi pemilihan diumumkan, kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis (26/11/20).
Menjawab pertanyaan apakah sikap “diam” Putin dapat diartikan sebagai sinyal bahwa Moskow menolak hasil pemungutan suara, Peskov meyakinkan bahwa bukan itu masalahnya.
Dilansir dari Sputniknews, Peskov mencatat bahwa Joe Biden telah dinyatakan sebagai pemenang oleh media AS, sedangkan penghitungan resmi belum diumumkan dan beberapa negara bagian masih melakukan penghitungan suara ulang.
“Segera setelah proses ini selesai, Presiden Rusia akan memberi selamat kepada mitranya di masa depan pada waktunya,” tegas Juru Bicara Kremlin, tulis media resmi Rusia Tass.
Berbicara dalam wawancara TV Pemerintah pada 22 November lalu, Putin mengatakan, “Kami hanya menunggu diakhirinya kebuntuan politik dalam negeri AS,” dia menambahkan bahwa tidak ada “motif tersembunyi, bahwa kami menyukai seseorang, atau bahwa kami tidak menyukai seseorang”.
Dan ditanya tentang hubungannya dengan Amerika, dia berkata, “Kamu tidak bisa merusak hubungan yang rusak. Itu sudah rusak”.
Putin juga mengatakan akan bekerja sama dengan siapa saja yang mendapat kepercayaan dari rakyat Amerika. “Tapi kepercayaan itu hanya bisa diberikan kepada kandidat yang kemenangannya diakui oleh lawan politiknya, atau setelah hasilnya dikonfirmasi dengan cara yang sah dan legal,” kata Putin di TV Pemerintah Rusia, seperti dilansir Bloomberg.
Namun pada tahun 2016, Putin menjadi salah satu pemimpin dunia pertama memberi selamat kepada taipan hotel itu atas kemenangannya menjabat sebagai presiden AS.
Keputusan Putin tak terpengaruh oleh fakta bahwa sebagian besar pemimpin global telah memberikan ucapan selamat kepada Biden, Peskov meyakinkan.
Sehari sebelumnya, yaitu pada Rabu, Presiden China Xi Jinping memberi selamat kepada proyeksi Presiden terpilih AS Joe Biden.
Pada Senin kemarin, Presiden AS Donald Trump memberi wewenang kepada Administrasi Layanan Umum untuk memulai transisi formal ke tim Biden sambil terus mempermasalahkan hasil pemilihan pada 3 November, dengan mengatakan dia adalah pemenang dan menolak untuk mengakui kekalahannya.