
TIKTAK.ID – Survei IPO (Indonesia Political Opinion) menyatakan bahwa elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) diketahui telah naik dan menyalip Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Survei itu juga menyebut elektabilitas PAN naik dari angka 2,2% pada April 2021 meningkat menjadi 5,8%.
Merespons hasil survei tersebut, Juru Bicara DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengklaim hasil survei IPO menunjukkan nilai yang relatif tidak berbeda jauh dengan hasil perolehan PAN di Pemilu, sejak 2004 hingga 2019.
“PAN mengapresiasi hasil survei IPO sebagai bahan evaluasi dalam merumuskan perencanaan strategis pemenangan Pemilu 2024 mendatang,” ujar Yoga, seperti dilansir SINDOnews, Sabtu (14/8/21) malam.
Baca juga : Jokpro Prediksi Amandemen UUD 1945 Terkait Masa Jabatan Presiden Dilakukan di 2022
Kemudian Wakil Ketua Umum DPP PAN ini mengungkapkan, masyarakat dapat menilai sendiri berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga survei yang beragam dan berbeda-beda telah dipublikasi.
“Mereka menyatakan sudah memenuhi kaidah ilmiah akademis, sesuai ilmu statistik, dengan margin error kurang dari 5%. Namun mengapa hasilnya berbeda? Jika selisihnya berbeda 1 sampai 3%, saya rasa masih rasional. Tapi yang tidak rasional itu selisih hasilnya berbeda sampai ratusan persen. Ini hasil yang ‘aneh bin ajaib untuk PAN,’ mengapa demikian?” ucap Yoga.
Menurut Yoga, dari pihak surveyor lembaga survei saat ditanya, jawabannya, “terdapat kenaikan suara PAN di Pemilu karena kerja dari para Calegnya”.
Baca juga : Megawati Cerita Ajari Puan Salaman Hingga Minta Jokowi Blusukan
“Lantas apakah Caleg partai politik lainnya saat kampanye pemilu tidur-tiduran dan tidak bekerja? Ha-ha-ha,” sergahnya.
Meski begitu, Yoga menilai apa pun hasil lembaga survei, PAN menyatakan apresiasi dan berterima kasih untuk membawa dunia politik Indonesia ke arah yang rasional dan terukur.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengungkapkan bahwa elektabilitas PAN yang merangkak naik mengungguli PKS cukup mengagetkan. Sebab, ia menyatakan PAN selama periode April sampai Agustus tidak banyak bicara, berbeda dengan PKS yang kerap melakukan argumentasi politik dengan cara berkunjung antarpartai politik. Namun elektabilitas PKS justru terlihat menurun dalam survei.
Baca juga : Anies Beberkan Alasan Kasus Corona di DKI Mulai Jinak
Dedi pun menduga, fenomena tersebut akibat PAN lebih banyak bergerak turun ke bawah membantu Pemerintah dalam penanganan pandemi, contohnya membantu program vaksinasi. Ia juga berpendapat elektabilitas PAN yang merangkak naik, berarti publik lebih menilai kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat ketimbang partai melakukan promosi.