TIKTAK.ID – Akhir-akhir ini, sejumlah tokoh dan influencer Tanah Air ramai bergabung di Clubhouse. Hal itu pun menyebabkan warganet tertarik pula untuk join di media sosial (medsos) berbasis audio chat ini. Akan tetapi, saat ini cara bergabung Clubhouse tidak semudah Instagram atau medsos lainnya.
Untuk bergabung dengan Clubhouse, maka seseorang harus punya teman yang sudah menjadi pengguna Clubhouse. Dengan begitu, dia bisa mengirimkan invitation atau memperbolehkan masuk ke dalam media sosial ini.
Hal itu lantas membuat sejumlah oknum memanfaatkan eksklusivitas ini dengan menjual invitation Clubhouse di e-commerce, salah satunya Tokopedia. Seperti dilansir detikINET, Senin (15/2/21), undangan itu dibanderol Rp150 ribu.
Menanggapi praktik penjualan invitation Clubhouse, konsultan kreatif sekaligus CEO Riuh Renjana Creative, Dwika Putra, mengimbau untuk tidak membelinya.
“Menurut saya tidak perlu (dibeli). Sebab, sebetulnya bisa diperoleh gratis selama kita bisa mendapat jalur yang tepat. Terlebih sekarang ada beberapa “gerakan” yang dibuat untuk memerangi penjualan itu dengan cara membagi-bagikan invitation secara gratis,” ujar Dwika, mengutip detikINET.
Untuk diketahui, Clubhouse belakangan menjadi fenomena sejak Elon Musk membuat sesi obrolan di platform tersebut. Medsos besutan Paul Davison dan Rohan Seth itu pun mendadak populer, termasuk di Indonesia. Bahkan dalam dua pekan terakhir, banyak warganet di Tanah Air yang bergabung.
“Menurut saya orang Indonesia sedang masuk fase sangat antusias terhadap Clubhouse. Ketertarikan terhadap hal baru, ditambah promosi dari berbagai publik figur, tentu semakin menumbuhkan rasa Fear of Missing Out (FoMO) atau takut tertinggal. Hal itu membuat makin banyak orang tertarik masuk Clubhouse,” terang Dwika.
Meski begitu, Dwika enggan menebak-nebak berapa lama kehebohan Clubhouse di Indonesia akan berlangsung. Ia hanya menyebut media sosial yang didirikan pada Maret 2020 ini bisa menjadi platform yang bisa diperhitungkan.
“Saya tidak ingin menebak-nebak. Tapi jika melihat perkembangan yang ada saat ini, sepertinya Clubhouse akan jadi sebuah alternatif untuk platform konten yang cukup bisa diperhitungkan. Sebab, platform ini dapat dijadikan background noise, yakni bisa didengarkan sambil melakukan hal lain. Hal ini akan menjadi faktor pembeda yang cukup signifikan,” ucap Dwika.