
TIKTAK.ID – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini adalah imbas dari tata kelola sawit di Indonesia yang amburadul. Fadli menilai kondisi tersebut menjadi ironi, lantaran Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia.
“Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini sebenarnya akumulasi dari amburadulnya tata kelola sawit di Indonesia,” cuit Fadli melalui akun Twitter @fadlizon, Rabu (23/2/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Fadli menyatakan masalah mendasar dari kelangkaan minyak goreng yakni keberadaan praktik kartel dalam tata kelola sawit di Indonesia. Dia pun mendesak Pemerintah agar tidak alergi mengaitkan kelangkaan minyak goreng saat ini dengan praktik kartel yang sudah sangat jelas tampak dalam tata kelola sawit di Indonesia.
Baca juga : Andika Perkasa Masuk 10 Besar Capres 2024 Versi Litbang Kompas, Urutan Berapa?
Fadli menjelaskan, menurut catatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), ada konsentrasi pasar sebesar 46,5 persen di pasar minyak goreng.
Dia memaparkan, berdasarkan catatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal sistem pengelolaan komoditas kelapa sawit, hampir Rp2 triliun atau lebih dari 50 persen subsidi biodiesel yang dialokasikan dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dinikmati oleh satu kelompok usaha.
“Hal itu berarti hampir setengah pasar dikendalikan oleh empat produsen minyak goreng. Inilah yang membuat struktur pasar perkebunan sawit cenderung oligopolistik, karena didominasi sekelompok pelaku usaha,” tutur Fadli.
Baca juga : KPK Peringatkan Edy Rahmayadi Soal Korupsi: Pak Jangan Sampai Hattrick!
Kemudian mantan Wakil Ketua DPR RI ini menyebut indikasi praktik kartel terjadi dalam wujud industri yang mampu mengontrol harga di pasar semakin besar dengan model seperti itu. Dia lantas mengingatkan bahwa praktik kartel bakal berdampak buruk terhadap nasib petani.
“Dominasi satu kelompok industri tentu membuat mereka mampu menetapkan dan mengendalikan harga di tingkat petani, yang akan kesulitan memperoleh harga jual terbaik untuk produk kebunnya,” terang Fadli.
Lebih lanjut, Fadli menganggap sepanjang struktur pasar perkebunan sawit dibiarkan oligopolistik, maka kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah tidak akan ada yang efektif dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng.