TIKTAK.ID – Media sosial Facebook berencana untuk mengurangi penayangan iklan politik pada platform tersebut untuk sejumlah pengguna di berbagai negara, salah satunya Indonesia.
“Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan bekerja lebih baik untuk memahami orang-orang dengan berbagai preferensi akan konten politik. Kami juga mencoba melakukan sejumlah tes untuk pendekatan tersebut,” ujar Direktur Manajemen Produk Facebook, Aastha Gupta melalui blog resmi Facebook, Rabu (10/2/21), seperti dilansir CNN Indonesia.
“Langkah pertama, kami akan secara berkala mengurangi distribusi konten politik di News Feed untuk persentase kecil bagi orang-orang di Kanada, Brasil, dan Indonesia pada pekan ini. Setelah itu mengurangi konten politik di Amerika Serikat pada pekan-pekan mendatang,” lanjut Gupta.
Ia menjelaskan, selama masa uji coba tersebut, Facebook akan mengukur bagaimana respons pengguna terkait konten politik yang muncul di laman utama, dengan membuat kategori peringkat. Akan tetapi, perusahaan pengelola pertemanan di jagat maya tersebut memberi pengecualian untuk informasi Covid-19 dari akun milik lembaga resmi dan kantor/layanan pemerintahan maupun dunia.
Gupta melanjutkan, demi memastikan efektivitas dari mekanisme baru ini, maka Facebook akan mengadakan survei terhadap sejumlah orang. Survei itu mengenai pengalaman masing-masing selama pengujian tersebut.
“Penting untuk dicatat bahwa kami tidak akan menghapus konten politik dari Facebook begitu saja,” tutur Gupta.
Menurutnya, uji coba tersebut memiliki tujuan mencari solusi berinteraksi dengan iklan politik di platform tersebut, seraya menghormati selera masing-masing individu akan kabar yang muncul di News Feed Facebook mereka.
Kemudian ia menjelaskan, berdasarkan hasil analisis pihaknya di Amerika Serikat, iklan politik menguasai hingga 6 persen dari konten yang dilihat pengguna di media sosial tersebut. Meski setiap individu mempunyai News Feed yang berbeda satu sama lain, tetapi keberadaan konten politik bisa berdampak bagi pengalaman seseorang secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, Gupta menyebut bos Facebook, Mark Zuckerberg, dalam rapat menekankan pada umpan balik yang sering mereka dengar bahwa orang-orang tidak ingin konten politik mengambil alih laman News Feed setiap pengguna.