TIKTAK.ID – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tampak masih malu-malu untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI 2024 mendatang. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu memilih untuk tidak berspekulasi.
Emil menyampaikan hal itu saat disinggung peluangnya untuk berpasangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Sebelumnya, AHY dan Emil sempat bertemu di Nara Park, Kota Bandung, Jumat (4/6/21). Ketika itu, AHY dan Emil berbincang sekitar satu jam dalam rangka safari politik AHY di Jawa Barat.
“Belum bisa menjawab karena politik bukan matematika. Jadi nanti saja menjelang-menjelang [Pilpres 2024],” ujar Emil, seperti dilansir Bisnis.com.
Menurut Emil, hubungan dirinya dengan AHY dan Partai Demokrat sangat baik. Bahkan Emil mengatakan saat peristiwa kudeta pucuk pimpinan Demokrat oleh Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, dirinya menjadi pemimpin daerah yang meminta untuk tidak boleh ada yang mengganggu AHY.
“Saya pemimpin daerah yang menyatakan agar jangan ganggu AHY,” ucap Emil.
Emil pun mengaku hal tersebut mewakili bagaimana baiknya hubungan dirinya dengan anak dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.
Sementara itu, AHY sendiri menyatakan memiliki hubungan khusus dengan Kota Bandung. Dia menjelaskan, ada banyak peristiwa besar dalam hidupnya yang terjadi di Kota Kembang.
“Saya lahir di Kota Bandung, pernah sekolah, juga bertemu dengan istri saya di Kota Bandung. Untuk itu, saya selalu menjadikan Kota Bandung ini menjadi kota yang istimewa,” terang AHY.
Sebelumnya, Emil blak-blakan soal maju Capres pada 2024. Dia mengaku akan menjalaninya jika takdir memang mengizinkan.
“Saya sudah dua kali Pilkada ya, di Pilwalkot ada pengalaman, dan di Pilgub ada pengalaman. Jadi kalau nanti ada takdirnya, kita ikuti takdirnya dengan sebaik-baiknya,” jelas Emil dalam podcast “Indonesia Rakyat Club” di Seru Channel yang ditayangkan di YouTube Transvision Official, mengutip detik.com, Rabu (2/6/21).
Lebih lanjut, berbicara mengenai Pilpres, Emil memaparkan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu elektoral, modal, dan dukungan partai. Namun dari ketiga syarat itu, Emil menyatakan baru memiliki syarat elektoral.