
TIKTAK.ID – Sebuah petunjuk dari rudal yang ditemukan di puing-puing setelah serangan udara yang menghancurkan kota Saada Yaman, akibat serangan koalisi pimpinan Saudi pada Jumat lalu diidentifikasi berasal dari bom buatan AS.
Serangan pada 21 Januari terhadap fasilitas penahanan migran di kubu Houthi merenggut puluhan nyawa, termasuk sejumlah anak-anak, dan mendorong Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres untuk menyerukan “penyelidikan yang efektif dan transparan” atas serangan tersebut, seperti yang dilansir RTnews, Minggu (23/1/22).
Rekaman video yang difilmkan setelah serangan udara oleh anggota Houthi, dan dibagikan di YouTube, menunjukkan adegan menyedihkan dari pekerja penyelamat yang mengeluarkan mayat dari puing-puing reruntuhan.
Pada satu titik, sebuah fragmen yang diduga dari senjata mematikan yang digunakan dalam serangan itu ditampilkan, yang terlihat jelas bagian dari teks dan nomor pengenalnya.
“Itu adalah kode kandang pabrikan untuk Raytheon,” kata penasihat militer dari LSM Perlindungan Sipil PAX yang berbasis di Belanda, Marc Garlasco menulis di akun Twitternya, merujuk pada Raytheon Technologies Corporation AS, salah satu pemasok layanan kedirgantaraan dan intelijen terbesar di dunia.
Raytheon menggambarkan dirinya di situs webnya sebagai perusahaan yang berfokus untuk “menciptakan teknologi terobosan di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan, propulsi canggih, elektrifikasi, dan manajemen termal”. Daftar kode kandangnya termasuk nomor 96214, yang cocok dengan yang terlihat pada fragmen yang ditemukan di Saada.
Investigasi CNN juga mencantumkan kode sangkar Raytheon yang sama yang ditemukan di pecahan peluru setelah serangan udara koalisi ke Yaman pada 2015, 2016 dan 2018.
Ini bukan pertama kalinya pecahan bom dari senjata buatan Amerika ditemukan di antara puing-puing di Yaman. AS terus memasok senjata, dukungan logistik dan intelijen ke Arab Saudi, meskipun banyak seruan dari organisasi hak asasi manusia untuk menghentikan ekspornya.
Pada Agustus 2018, seorang jurnalis Yaman mengidentifikasi pecahan rudal yang ditemukan setelah serangan terhadap bus yang membawa anak-anak berasal dari bom jatuh buatan Raytheon Mark 82.
Koalisi yang dipimpin Saudi baru-baru ini mengintensifkan serangan udara ke Yaman sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Houthi di Uni Emirat Arab, sekutu Arab Saudi dalam agresi tersebut. Padahal, serangan Houthi ke UEA adalah balasan atas invasi mereka ke Yaman sejak 2015 dan blokade yang membuat rakyat Yaman menderita.