
TIKTAK.ID – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan mengklaim perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim) bakal meminimalkan potensi ancaman terhadap negara.
Budi mengatakan bahwa penaklukan suatu negara secara de facto ditandai dengan keberhasilan dalam menduduki fasilitas strategis, termasuk IKN.
“Menjadi catatan penting, penaklukan suatu negara secara de facto ditandai dengan keberhasilan dalam menduduki fasilitas strategis, termasuk Ibu Kota Negaranya, sebagai simbol runtuhnya sistem negara itu. Jadi pemisah antara Ibu Kota Negara dengan kota-kota lain bisa meminimalkan ancaman negara,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, seperti dilansir CNN Indonesia, Sabtu (12/2/22).
Baca juga : Hasto: Palestina sudah Jadi Negara Merdeka jika Soekarno Tak Dilengserkan
Kemudian Budi menilai pemindahan IKN penting dilakukan dalam rangka mendorong magnet pertumbuhan ekonomi baru yang bisa memberi kontribusi secara nasional. Budi menegaskan, pemindahan IKN bukan sekadar pemindahan gedung-gedung perkantoran pemerintahan, pegawai, atau pembangunan fisik saja.
“Pemindahan IKN ke Kaltim berpotensi menstimulus pertumbuhan ekonomi yang semakin merata di luar Pulau Jawa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka perlu konektivitas antarwilayah dan keterkaitan yang kuat antarsektor,” tutur Budi.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyatakan IKN Nusantara akan dijadikan contoh (showcase) kemajuan dan transformasi Indonesia di berbagai lini. Jokowi juga ingin memamerkan IKN sebagai contoh transformasi suatu negara baik dari segi lingkungan, cara kerja, basis ekonomi, dan teknologi.
Baca juga : Dialog Belum Tuntas, Ganjar Janji Kembali dan Bermalam di Desa Wadas
Tidak hanya itu, juga dalam peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan, serta tata sosial yang toleransi, serta menjunjung etika publik.
“Program pembangunan IKN di Kalimantan Timur adalah bagian penting dalam proses ini, IKN Nusantara bakal kita jadikan showcase transformasi,” ungkap Jokowi dalam pembukaan Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/22).
Akan tetapi, tak sedikit pihak yang menolak pemindahan Ibu kota. Salah satunya Narasi Institute, yang menginisiasi petisi daring berjudul “Pak Presiden, 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahkan Ibu Kota Negara”. Petisi tersebut diunggah melalui situs web change.org.
Baca juga : Rizal Ramli Ungkap Alasan Kenapa Kiai dan Ulama Tolak Ibu Kota Negara Baru
Petisi itu sudah ditandatangani oleh puluhan ribu orang. Narasi Institute turut mencantumkan beberapa nama tokoh yang mendukung petisi ini, seperti Din Syamsuddin dan Azyumardi Azra.