TIKTAK.ID – Militer AS pada Minggu mempertahankan pendapatnya bahwa serangan udaranya terhadap pejuang Taliban pekan lalu adalah tindakan yang benar, sebab kelompok Taliban menuduh Washington melanggar perjanjian yang ditandatangani dengan melancarkan serangan udara itu.
Sementara Taliban dalam beberapa hari terakhir terus melancarkan serangan besar-besaran ke provinsi di selatan Helmand dalam upaya merebut apa yang mereka klaim sebagai Ibu Kotanya. Hal itu memicu serangan udara AS yang mendukung pasukan keamanan Afghanistan.
“Pasukan Amerika telah melanggar perjanjian Doha dalam berbagai bentuk dengan melakukan serangan udara yang berlebihan menyusul perkembangan baru di Helmand,” kata Juru Bicara Taliban, Qari Muhammad Yousuf Ahmadi dalam sebuah pernyataannya, tulis Reuters, Senin (19/10/20).
Pakta AS-Taliban, yang ditandatangani di Doha, menetapkan pasukan asing untuk meninggalkan Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan dan janji dari para pemberontak untuk duduk bersama Pemerintah Afghanistan guna menemukan penyelesaian damai dari perang yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Juru Bicara pasukan AS, Kolonel Sonny Leggett membantah bahwa serangan itu melanggar kesepakatan mereka.
“Seluruh dunia telah menyaksikan operasi ofensif Taliban di Helmand -serangan yang melukai dan mengungsikan ribuan warga sipil Afghanistan yang tidak bersalah”, kata Leggett di Twitter, mengulangi seruan kepada “semua pihak” untuk mengurangi kekerasan.
Utusan khusus AS Zalmay Khalilzad, yang bertemu dengan Taliban pekan lalu di Doha, Ibu Kota Qatar, untuk menyetujui “pengaturan ulang” komitmen mereka, mengatakan kekerasan masih cukup tinggi.
“Tuduhan pelanggaran yang tidak berdasar dan retorika yang menghasut tidak memajukan perdamaian”, katanya di Twitter pada Senin (19/10/20).
Dia mendesak agar semua pihak patuh pada kesepakatan penarikan pasukan dan pengurangan kekerasan secara bertahap.
Sementara pertempuran besar minggu lalu di Helmand telah mereda, kekerasan di tempat lain terus berlanjut.
Sejak Sabtu, bentrokan Taliban dengan pasukan keamanan di beberapa distrik di timur laut Badakhshan, termasuk Ibu Kotanya Faizabad, telah menewaskan sedikitnya empat pasukan.
Pembicaraan antara Taliban dan negosiator Pemerintah Afghanistan dimulai bulan lalu di Doha, tetapi prosesnya bergerak sangat lambat, sementara kekerasan meningkat. Faktor yang menurut para diplomat dan pejabat, dapat melemahkan kepercayaan yang diperlukan agar negosiasi berhasil.