TIKTAK.ID – Ratusan orang pada Jumat (13/3/20) menghadiri peringatan serangan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada tahun lalu. Mereka berkumpul di Arena Horncastle, Christchurch, seperti yang dilaporkan BBC.
Lima puluh satu orang tewas dan dua puluh lainnya terluka ketika seorang pira bersenjata menyerang Masjid Al Noor dan Linwood Islamic Centre, pada Maret tahun lalu.
Arena peringatan itu berlokasi di dekat Masjid Al Noor, tempat 43 orang tewas. Sementara delapan orang lainnya terbunuh di Masjid Linwood.
Pada konferensi pers, Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan sejak serangan itu “Selandia Baru dan rakyatnya telah berubah secara fundamental”.
Baca juga: Pembantu Presiden Brazil yang Bertemu Trump Positif Virus Corona
Dia juga mengakui bahwa perlu “lebih banyak” hal yang dilakukan untuk menghentikan radikalisasi di negara itu.
“Tantangan kita untuk memastikan tindakan kita sehari-hari, dan di setiap kesempatan di manapun kita melihat intimidasi, pelecehan, rasisme, diskriminasi, menyebutnya itu bukan bagian dari bangsa ini,” katanya.
“Saat itulah kami akan menunjukkan bahwa kami masing-masing memiliki peran untuk memastikan Selandia Baru berubah secara fundamental menjadi lebih baik,” tambahnya.
Pasca serangan itu, Ardern bilang Pemerintah akan membuat undang-undang untuk membatasi warga Selandia Baru untuk memiliki senjata api.
Pada April, kurang dari sebulan setelah penembakan itu, parlemen Selandia Baru memilih 119 banding 1 untuk mengubah undang-undang senjata.
Senjata semi-otomatis seperti milik militer dilarang, demikian pula bagian-bagian yang dapat digunakan untuk membuat senjata api juga dilarang.
Halaman selanjutnya…