TIKTAK.ID – Aktris Sandra Dewi kembali menunjukkan kreativitasnya di bidang seni. Kali ini, artis sekaligus pengusaha tersebut melakukan kolaborasi dengan desainer terkenal Tanah Air, Cynthia Tan, untuk merilis desain pakaian Claire New Year.
Sandra Dewi pun mengaku bahwa dirinya memiliki ketertarikan khusus pada bidang fashion. Wanita berdarah Tionghoa dan Palembang ini juga meganggap kolaborasi dengan Cynthia Tan merupakan sebuah kesempatan emas bagi istri Harvey Moeis tersebut.
“Sebenarnya aku sudah lama tertarik di bidang fashion. Bahkan bisa dibilang aku orang yang sangat pemilih dalam hal busana. Kemudian ketika memiliki ide rancangan busana, aku langsung teringat Cynthia Tan,” ujar Sandra Dewi, seperti dilansir Detik.com.
“Menurutku, Cynthia sangat paham dengan keinginanku. Tidak hanya itu, rancangan busana buatannya juga cocok sekali sama aku. Jadi aku langsung diskusi dengan Cynthia mengenai ide-ide desain busana untuk awal tahun 2021 ini. Ini adalah kesempatan besar bagiku,” imbuh Sandra Dewi yang kerap dijuluki sebagai “Ratu Iklan” sejak 2008 tersebut.
Sandra Dewi mengatakan, berlama-lama di rumah akibat pandemi virus Corona (Covid-19) membuatnya merasa harus berbuat sesuatu. Oleh sebab itu, lanjutnya, melalui kolaborasi ini Sandra Dewi ingin membuktikan bahwa dirinya bisa tetap berkarya meski di tengah wabah.
“Sebetulnya aku tidak pernah bisa diam tanpa menghasilkan apa-apa. Ditambah lagi sudah selama 10 bulan aku tidak menghasilkan karya. Dengan adanya kolaborasi ini, aku jadi semangat karena bisa kembali menghasilkan karya di tengah pandemi,” ucap dara kelahiran Pangkalpinang, 8 Agustus 1983 ini.
Sementara itu, Cynthia Tan mengaku merasa senang karena bisa berkolaborasi dengan Sandra Dewi. Bahkan, Cynthia Tan menyatakan telah merancang koleksi yang sangat banyak dengan sahabatnya tersebut hingga harus menekan hasrat kreativitas mereka.
“Saking nyambungnya, kami pun tidak menduga kalau ternyata banyak sekali rancangan busana yang telah kami siapkan. Sayangnya tidak cukup waktu untuk memproduksi rancangan itu. Jadi terpaksa kami kurangi lagi, karena khawatir jika permintannya tinggi, nanti produksinya bisa tidak terkejar,” jelas Cynthia Tan.