
TIKTAK.ID – Sebanyak 45 tokoh yang terdiri dari guru besar, ekonom senior, hingga purnawirawan TNI, menggalang petisi. Mereka mendesak Pemerintah untuk membatalkan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.
Sejumlah nama beken tergabung dalam gerakan itu, yakni cendekiawan muslim sekaligus pelopor Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Azyumardi Azra; mantan komisioner KPK, Busyro Muqoddas; ekonom senior Faisal Basri; hingga akademisi sekaligus mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Kemudian Azyumardi membenarkan keterlibatan dirinya di dalam petisi itu.
Baca juga : Prabowo Tanggapi Wacana Duet Dirinya dengan Cak Imin
“Ya, itu pada dasarnya adalah ‘Petisi Keprihatinan’– yang dengan berbagai alasan logis– mengimbau Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tidak membangun IKN baru,” terang Azyumardi, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (5/2/22).
Untuk diketahui, petisi tersebut diprakarsai oleh Narasi Institute. Pada pukul 13.03 WIB, petisi sudah ditandatangani oleh sebanyak 4.600 orang.
Para inisiator yang terdiri dari 45 tokoh mengajak warga untuk ikut mendesak Presiden menghentikan rencana pemindahan IKN. Mereka menilai rencana itu tidak tepat lantaran di tengah pandemi Covid-19 kondisi rakyat dalam keadaan sulit. Mereka pun menegaskan rencana memindahkan IKN tidak memiliki urgensi.
Baca juga : Soal Kerumunan Imbas Blusukan Jokowi Saat Covid Menanjak, Pengamat: Tak Bijak!
“Apalagi saat ini Pemerintah harus fokus menangani varian baru Omicron yang memerlukan dana besar dari APBN dan PEN,” tulis petisi itu.
Para inisiator pun meminta Jokowi supaya bisa bersikap bijak dengan tidak memaksakan keuangan negara untuk membiayai mega proyek itu. Mereka juga mengingatkan masih banyak infrastruktur termasuk sekolah di sejumlah daerah yang masih buruk.
“Proyek pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara baru tidak akan memberi manfaat bagi rakyat secara keseluruhan. Hal itu hanya menguntungkan segelintir orang saja.”
Baca juga : Ainun Najib: Polarisasi di Indonesia Imbas Belum Kuasai Teknologi
“Untuk itu, pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta adalah bentuk kebijakan yang tidak berpihak secara publik melainkan hanya kepada penyelenggara proyek pembangunan tersebut.”
Berikut ini daftar 45 orang yang menjadi inisiator petisi:
- Prof. Dr. Sri Edi Swasono
- Prof. Dr. Azyumardi Azra
- Prof. Dr. Din Syamsuddin
- Dr. Anwar Hafid
- Prof. Dr. Nurhayati Djamas
- Prof. Dr. Daniel Mohammad Rasyied
- Mayjen Purn Deddy Budiman
- Prof. Dr. Busyro Muqodas
- Faisal Basri, MA
- Prof. Dr. Didin S. Damanhuri
Baca juga : Edy Rahmayadi Curhat ke Jokowi soal ‘Pelitnya’ Sri Mulyani
- Prof. Dr. Widi Agus Pratikto
- Prof. Dr. Rochmat Wahab
- Jilal Mardhani
- Dr. Muhamad Said Didu
- Dr. Anthony Budiawan
- Prof Dr. Carunia Mulya Firdausy
- Drs. Mas Ahmad Daniri MA
- Dr. TB. Massa Djafar
- Abdurahman Syebubakar
- Prijanto Soemantri
- Prof. Syaiful Bakhry
- Prof. Zaenal Arifin Hosein
- Dr. Ahmad Yani
- Dr. Umar Husin
- Dr. Ibnu Sina Chandra Negara
- Merdiansa Paputungan SH, MH
- Nur Ansyari SH, MH
- Dr. Ade Junjungan Said
- Dr. Gatot Aprianto
- Dr. Fadhil Hasan
Baca juga : Soal Ide Duet Prabowo-Cak Imin, Gerindra Sulsel: Kami Tunduk dan Patuh
- Dr. Abdul Malik
- Achmad Nur Hidayat MPP
- Dr. Sabriati Aziz M.Pd.I
- Ir. Moch. Najib YN, MSc
- Muhamad Hilmi
- Dr. Engkur, SIP, MM
- Dr. Marfuah Musthofa
- Dr. Masri Sitanggang
- Dr. Mohamad Noer
- Ir. Sritomo W Soebroto MSc
- M. Hatta Taliwang
- Prof Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS
- Reza Indragiri Amriel
- Mufidah Said, SE, MM
- Ramli Kamidin