
TIKTAK.ID – Kuasa hukum korban enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Aziz Yanuar mendesak Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo supaya mau membuka lagi vonis pengadilan terhadap dua orang polisi yang dijadikan tersangka. Sebab, dia menyatakan dalam kasus penembakan enam laskar itu terdapat banyak kejanggalan.
Aziz menyampaikan hal itu untuk menanggapi pernyataan Listyo bahwa pihaknya bakal segera menindaklanjuti jika ditemukan fakta baru atau kondisi hukum terbaru perihal kasus KM50.
“Semoga Pak Kapolri yang terhormat dapat membuka lagi vonis putusannya. Di situ jelas tampak ada banyak kejanggalan antara keterangan oknum polisi yang dijadikan tersangka dengan fakta yang disampaikan oleh para dokter forensik,” ujar Aziz, seperti dilansir CNNIndonesia.com, pada Kamis (25/8/22).
Baca juga : Sesalkan Penggusuran Era Ahok, Anies: Negara Harus Janji Tak Ulangi Peristiwa di Bukit Duri
Kemudian Aziz mencontohkan bahwa tidak ada bukti enam Laskar FPI ditembak dari belakang oleh polisi. Namun dia menyebut para tersangka dalam BAP dan persidangan mengaku tembakan dilepaskan ke belakang tubuh dua orang Laskar FPI.
Selain itu, Aziz menyinggung patah tulang rusuk yang diklaim para tersangka akibat luka tembak tembus. Dia melanjutkan, kenyataannya rusuk depan patah tapi bagian belakang tidak.
“Apa peluru dapat belok-belok begitu?” ucap Aziz.
Baca juga : Tahu Kadernya Pukuli Wanita di Palembang, Gerindra Ngamuk
Menurut Aziz, ada ketidaksinkronan antara fakta yang terjadi dan keterangan para tersangka polisi tersebut. Dia lantas mempertanyakan beberapa jam setelah insiden tersebut, tempat kejadian perkara di Tol Cikampek sudah bersih dari pelbagai bukti adanya tindak dugaan penyerangan. Terlebih, kata Aziz, polisi baru menjelaskan kepada publik mengenai insiden itu pada siang hari atau sekitar 12 jam dari insiden awal.
“Apa maksudnya itu semua, apakah bagian dari prosedur yang seharusnya dilakukan? Atau memang ada kejadian yang harus ditutupi sehingga ada jeda waktu lumayan lama bagi masyarakat tahu peristiwa pada dinihari kelam itu?” tanya Aziz.
Sebelumnya, Listyo sempat mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan terbaru kasus unlawfull killing yang menewaskan enam orang laskar FPI pada Desember 2020 silam. Listyo menyampaikan hal itu ketika menggelar rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR kemarin.
Baca juga : Ternyata Tentara Aceh Merdeka Ada di Balik Kisruh Perobekan dan Pembakaran Bendera Merah Putih
Listyo menjelaskan, kasus tersebut sudah diproses dan ada keputusan dari pengadilan. Meski begitu, pihaknya masih menunggu hasil banding yang sedang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Jadi kami akan menunggu, tapi apabila ada novum baru tentunya kami akan juga memproses,” tutur Listyo.