TIKTAK.ID – Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendesak Israel untuk membatalkan rencananya mencaplok wilayah Palestina di Tepi Barat. Dia menggambarkan langkah negara Yahudi itu sebagai pelanggaran hukum internasional dan merusak perdamaian regional.
Dalam sebuah percakapan telepon dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Macron memperingatkan bahwa niat Israel yang menyatakan untuk mencaplok wilayah-wilayah tersebut akan “membahayakan kemungkinan solusi dua negara” dan merusak tujuan “perdamaian abadi antara Israel dan Palestina.”
Dia juga mengingatkan pemimpin Israel bahwa langkah aneksasinya akan “bertentangan dengan hukum internasional,” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Elysee, tulis RT News, Jumat (10/7/20).
Sebelumnya, Duta Besar Prancis untuk Israel memperingatkan bahwa tindakan sepihak yang diambil akan memiliki konsekuensi negatif bagi hubungan bilateral kedua negara.
Protes Macron terjadi di tengah dunia internasional lantang menyuarakan penentangannya terhadap rencana aneksasi Netanyahu. Para Menteri Luar Negeri seperti Mesir, Prancis,dan Jerman pada awal pekan ini mengatakan bahwa langkah itu akan menjadi penghinaan terhadap hukum internasional dan akan “merusak fondasi proses perdamaian.”
Pernyataan mereka bertepatan dengan peringatan dari Penasihat Senior Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath yang mengatakan bahwa aneksasi Israel terhadap Tepi Barat kemungkinan akan memicu pemberontakan habis-habisan dari warga Palestina. Dia meramalkan bahwa “intifada” akan menerima dukungan dari seluruh dunia Arab.
Intifada Kedua, yang meletus pada awal 2000-an, termasuk gelombang pemboman bunuh diri dan serangan teror lainnya telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Israel.
Penasihat Palestina itu juga mengatakan bahwa ia memperkirakan potensi perlawanan akan didanai dunia Arab. Sebagai catatan Arab Saudi mengirim miliaran dolar dalam beberapa hari pertama pada Intifada Kedua, tetapi dia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hal itu.
Bulan lalu, lebih dari seribu anggota parlemen dari seluruh Eropa menandatangani pernyataan yang mengutuk aneksasi sebagai “fatal bagi prospek perdamaian Israel-Palestina.”
Netanyahu awalnya berencana memulai aneksasi pada awal Juli, tetapi rencananya ditunda setelah menghadapi tekanan internal dan eksternal.
Aneksasi yang diusulkan merupakan bagian dari “rencana perdamaian” Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk kawasan itu, yang nantinya akan menyerobot sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat ke dalam genggaman Israel.