TIKTAK.ID – Mitra koalisi utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di pemerintahan, ingin agar Israel mengesampingkan rencana aneksasi Tepi Barat dan sebaiknya fokus kepada peningkatan kondisi para pemukim Yahudi dan Palestina di wilayah pendudukan, kata dua Menteri di Kabinet pada Jumat (17/7/20), tulis Reuters.
Mantan Jenderal Benny Gantz dan Netanyahu yang konservatif semula setuju untuk mulai membahas pencaplokan pada 1 Juli lalu, namun rencana itu terpaksa harus dikesampingkan akibat gelombang virus Corona.
Gantz mengatakan krisis kesehatan harus didahulukan dari langkah pencaplokan Tepi Barat yang mungkin akan mengobarkan konflik dengan Palestina. Tepi Barat yang diduduki Israel adalah bagian dari wilayah yang direbutnya dalam perang Timur Tengah pada 1967.
Keraguan Gantz untuk mendukung pencaplokan Tepi Barat telah mempersulit upaya Israel untuk menghadirkan sebuah front persatuan terkait aneksasi. Hal ini sekaligus membuatnya tak sejalan dengan rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump untuk apa yang mereka klaim sebagai “rencana perdamaian” Timur Tengah.
Sementara Gantz telah membatasi pengaruh politiknya. Posisinya yang kini sebagai Menteri Pertahanan juga menempatkannya secara langsung bertanggung jawab atas kegiatan sipil di Tepi Barat.
Menteri Pertanian Israel Alon Schuster, yang juga satu partai dengan Gantz di partai Biru-Putih, mengatakan bahwa dia bekerja untuk mencapai “budidaya dan bukan aneksasi” bagi para petani Tepi Barat saat ini.
“Kita perlu membawa air ke Lembah Yordania -untuk Israel dan Palestina yang tinggal di sana, dengan cara- dan untuk meningkatkan ketersediaan listrik,” kata Schuster kepada stasiun radio Tel Aviv 102 FM. “Mengapa terus bertengkar dan membuang waktu? … Saya harap kita menghabiskan sumber daya nasional kita untuk ini.”
Menteri dari Partai Biru dan Putih lainnya sependapat dengan pendekatan Gantz, dan bahwa pemimpin Partai percaya bahwa pembangunan infrastruktur Tepi Barat untuk para pemukim Israel dan Palestina akan “memungkinkan koeksistensi sesuai dengan rencana Trump”.
Sementara, kantor Netanyahu menolak memberikan komentar terkait masalah ini.
Palestina telah menolak rencana Trump, dan membayangkan mereka akan mendapatkan status kenegaraan dengan mendapatkan 70% wilayah dari Tepi Barat, sebagai non-starter.
Kekuatan-kekuatan Eropa khawatir tindakan pencaplokan teritorial sepihak oleh Israel ini akan membunuh upaya perdamaian yang sudah sekarat.
Sementara Menteri Senior dari partai Likud Netanyahu mendesak pencaplokan segera dilakukan. Namun, beberapa khawatir bahwa minat Trump akan berkurang ketika pemilihan Amerika di bulan November semakin dekat, dan jika ia kalah, maka itu akan menutup jendela peluang untuk aneksasi.