TIKTAK.ID – Seorang mantan pejabat Departemen Pertahanan AS telah memperingatkan, bahwa AS harus mempersiapkan diri untuk berperang dengan Rusia. Sebab Washington harus menurunkan militernya jika Moskow memutuskan untuk menginvasi Ukraina dalam waktu dekat.
Evelyn Farkas, yang menjabat sebagai Wakil Asisten Menteri Pertahanan untuk Rusia, Ukraina, dan Eurasia pada 2012-2015, menerbitkan op-ed di Defense One pada Selasa (11/1/22) yang dia mengklaim bahwa invasi Rusia akan segera terjadi ke Ukraina “lebih mungkin terjadi daripada tidak”. Mantan pejabat era Pemerintahan Obama ini bersikeras bahwa pembicaraan diplomatik antara Moskow dan Washington, yang berlangsung minggu ini, kemungkinan besar akan gagal, dan bahwa AS seharusnya sudah bersiap-siap untuk berperang dengan Rusia, seperti yang dilaporkan RT, Rabu (12/1/22).
Mengkutip kata-kata mantan Presiden George W. Bush, yang digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang menginvasi Irak pada tahun 2003, dia menyerukan AS untuk membentuk “koalisi internasional yang bersedia” untuk menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin “dan, jika perlu, bersiap untuk perang”.
Menurut Farkas, Rusia gagal mematuhi hukum internasional, dan telah didorong oleh protes massal baru-baru ini di Kazakhstan, negara tetangga dan bekas Republik Soviet yang memiliki hubungan dekat dengan Moskow. Semua ini, katanya, membuat kemungkinan lebih besar dari sebelumnya bahwa Putin berencana untuk menyerang Ukraina.
“Jika Rusia menang lagi,” dia memperingatkan, “kita akan tetap terjebak dalam krisis tidak hanya di Ukraina tetapi tentang masa depan tatanan global yang jauh melampaui perbatasan negara itu. Jika terus dibiarkan tidak terkendali, Putin akan bergerak cepat, merebut beberapa wilayah, mengonsolidasikan keuntungannya, dan mengarahkan pandangannya ke negara satelit berikutnya dalam permainan panjangnya untuk memulihkan semua perbatasan pra-1991: lingkup pengaruh geografis yang dia anggap tidak adil setelah dilucuti dari Great Rusia.”
Artikel Farkas muncul ketika diplomat senior dari AS dan Rusia bertemu di Jenewa minggu ini untuk membahas proposal keamanan yang disampaikan Moskow ke Washington pada Desember. Kremlin telah meminta jaminan tertulis bahwa NATO, blok militer pimpinan AS, tidak akan berekspansi ke Ukraina dan Georgia, dua negara yang berbatasan dengan Rusia.
Sementara itu, pejabat Amerika, telah menyatakan keprihatinannya tentang dugaan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina, dan mengatakan bahwa mereka tidak akan membuat janji apa pun tentang keanggotaan NATO.
Terlepas dari kebuntuan yang jelas terlihat, para pejabat dari kedua belah pihak telah mengindikasikan bahwa mereka bersedia untuk bernegosiasi selagi mereka memiliki kesempatan.
Rusia telah berulang kali membantah memiliki niat agresif terhadap Ukraina, dan menuduh AS memicu ketegangan dengan memberikan dukungan senjata dan militer kepada Kiev.