
TIKTAK.ID – Psikolog anak, Seto Mulyadi memang kerap menjadi perbincangan karena fisiknya yang awet muda hingga gaya rambutnya yang tidak pernah berubah. Namun siapa sangka kehidupan pria yang akrab disapa Kak Seto ini kerap menemui lika-liku.
Bahkan Kak Seto mengaku pernah menjadi gelandang dan pemulung selama tujuh bulan. Kak Seto mengungkapkan hal itu saat menjadi bintang tamu Deddy Corner di Trans TV.
“Saya pernah selama tujuh bulan menjadi gelandang, jadi pemulung. Tujuh bulan itu tidur di emperan tempat sampah pasar,” ujar Kak Seto, seperti dilansir Detik.com.
Selain itu, Kak Seto mengatakan pernah menjadi kuli panggul di pasar yang kerap mengangkat beban lebih dari 50 kilo. Kak Seto juga pernah menjadi pembantu rumah tangga.
“Kemudian menjadi tukang bantu kuli pasar. Otot-otot ini luar biasa, ngangkat 50 kilo ke atas. Terus tujuh tahun saya menjadi pembantu rumah tangga yang kerja dari setengah lima hingga jam 11 malem,” tutur Kak Seto.
Meski begitu, Kak Seto menyatakan berusaha bersyukur dengan pekerjaannya. Ia melakukan hal itu agar tidak menjadi beban di dalam hidupnya.
“Tapi saya merasa hati yang penuh rasa syukur. Selalu berpikir positif, selalu senyum, karena itu yang akhirnya membuat nggak ada beban,” terang pria berusia 69 tahun ini.
Kak Seto pun memaparkan alasan dirinya menjadi seperti itu. Menurutnya, hal itu lantaran dirinya malu usai berkali-kali ditolak di universitas kedokteran. Padahal, saat itu saudara kembar Kak Seto diterima di universitas kedokteran favorit.
“Saudara saya diterima di kedokteran, tapi saya nggak. Dari kecil kan selalu kalau nggak ingin jadi dokter, insinyur. Nah kakak saya yang nomor satu itu insinyur,” ucap Kak Seto.
“Aduh, saya down sekali ketika itu. Setelah itu saya coba daftar fakultas kedokteran UI, UNDIP, dan UGM, nggak diterima juga. Akhirnya sampai malu karena dibandingkan sama si kembar,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, Kak Seto memutuskan nekat untuk minggat ke Jakarta, tanpa ada teman atau saudara di sana.
“Akhirnya saya minggat dari rumah. Saya pikir gampang cari kerjaan di Jakarta. Nggak punya teman, nggak punya saudara. Akhirnya saya menggelandang selama sekitar 7 bulan,” jelas Kak Seto.