TIKTAK.ID – Jerinx atau lebih dikenal dengan JRX beberapa waktu lalu mengatakan bahwa dirinya siap menerima tantangan untuk disuntik virus Corona. Pernyataan tersebut diunggah pada akun Instagram pribadinya, @jrxsid.
Akan tetapi, dalam melakukan suntik tersebut drummer Superman Is Dead (SID) tersebut mengajukan beberapa syarat.
Tidak diketahui siapa yang menantang Jerinx dalam melakukan suntik virus yang disebut dengan Covid-19.
“Selamat pagi. Jika ada yang menantang saya ke RS (rumah sakit) untuk berinteraksi dengan pengidap Covid, atau menantang saya disuntik virus Covid, saya akan terima tantangannya,” tulis Jerinx di keterangan Instagramnya.
Kemudian, Jerinx menambahkan bahwa tantangan tersebut ia terima, namun dengan syarat.
“Jika saya selamat, seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media/seleb/SJW/musisi/influencer/selebgram yang terbukti masih menyuarakan lockdown, WAJIB SUKARELA KE KANTOR POLISI MINTA DIBUI. Karena sudah menyampaikan solusi yang salah dan merugikan seluruh warga Indonesia,” tulisnya.
Bahkan dalam postingan itu, pria asal Bali tersebut juga mempertanyakan para tenaga medis yang meninggal dunia saat menangani pasien virus Corona.
“Anyway, ada yang masih ingat pilpres kemarin? Banyak banget petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang wafat. Kira-kira apa sebabnya? Lalu tenaga medis kita yang gugur belakangan ini, apakah 100% karena Covid? Semua manusia bisa kan meninggal karena stres dan kelelahan yang teramat sangat?” tulis Jerinx dalam akun Instagram-nya @jrxsid.
Influencer muda, dr Tirta Mandira Hudhi langsung merespons postingan tersebut. Ia menanggapi postingan Jerinx di Instagram. Melihat unggahan tersebut, seketika dr Tirta langsung angkat suara.
“Gue izin jawab om. Sebelumnya gue respect ama lu. Karena lu orang yang pegang prinsip. Soal teori konspirasi lu, gue nggak nyanggah, nggak nerima juga. Karena hak setiap orang. Tapi, khusus ini, Lu berkomentar di luar kapasitas elu,” tulis dr Tirta.
Tirta menambahkan tidak semua tenaga medis 100 persen meninggal dunia dikarenakan virus Corona. Menurutnya, kelelahan tersebut disebabkan stres yang tinggi dalam menangani pasin virus Corona.
“Belum PDP, di ruang isolasi dkk. Tapi guru gue sendiri, Prof Iwan, wafat karena Covid. Dan tenaga medis lainnya, kok bisa kena Covid? Karena kelelahan bro. Kelelahan ngapa? Ngurus pasien PDP dan Covid yang dateng terus,” kata dr Tirta.
“Gue dengan sangat terbuka bli. Kalo gue diizinkan, gue mengundang lu untuk ikut gue ke RSUP Persahabatan atau ke wisma atlet. Gue sama temen-temen capek bli. Serius,” tulisnya.
Dokter berusia 28 tahun tersebut menyatakan keresahan para tenaga medis. Menurutnya, tenaga medis dan rekan-rekannya hanya ingin bertemu dengan keluarga dengan selamat.
“Gue sama temen-temen cuma butuh doa bli. Janganlah dibahas lagi-lagi sesuatu yang di luar kapasitas lu. Serius bli. Gue di sini berbicara. Karena ada salah satu followers lu, berkata sangat kejam kepada kaka kelas gue yang barusan meninggal. Karena Covid. Gue terbuka buat discuss bli. Suwun,” terang dr Tirta.