TIKTAK.ID – Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa sapaan hangat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam acara HUT ke-49 PDIP, tidak dapat diartikan sebagai dukungan politik di Pilkada DKI Jakarta. Dia menyebut sapaan dengan panggilan sahabat dari Megawati tersebut adalah bentuk membangun persahabatan.
“Memang Ibu Mega ini membangun persahabatan dan sekali klik itu akan terus berlangsung. Dengan Pak Prabowo Subianto dan Pak Ahok, Ibu membangun persahabatan. Kemudian dengan tokoh-tokoh nasional lain, seperti Buya Syafii Maarif dan Kiai Said Aqil Siradj,” ungkap Hasto dalam konferensi pers seusai acara HUT Ke-49 PDIP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (10/1/22), seperti dilansir Republika.co.id.
Hasto menjelaskan, sudah menjadi kebiasaan Megawati untuk menyapa berbagai pihak dalam rangka menjaga kehangatan persahabatan. Dia pun menilai kedekatan tersebut tampak di antara Megawati dengan Pendiri MURI, Jaya Suprana dalam acara HUT itu. Selain itu, Hasto mengatakan Megawati juga mempunyai ketertarikan kepada orang-orang yang peduli lingkungan dan makanan.
Baca juga : Begini Respons Mahfud MD Usai Bahlil Klaim Pengusaha Setuju Pilpres 2024 Diundur
“Pak Ahok ini memiliki mi khusus dari Bangka. Untuk itu, sering kali dialog-dialog politik kebangsaan itu dilakukan sambil menikmati kuliner surganya Nusantara yang begitu luar biasa,” ucap Hasto.
Kemudian Hasto turut melihat posisi Ahok pada Pilgub 2017 yang menjadi korban politik. Padahal, Hasto mengklaim Ahok selama memimpin Jakarta sangat luar biasa, bahkan banyak membangun masjid. Hasto juga menganggap Ahok punya ketegasan saat menghadapi pihak-pihak yang ingin mendapat keuntungan kapital.
“Pak Ahok memiliki keberanian dalam menghadapi itu. Karena hal ini sifatnya nature, karena Bu Mega memang dekat dengan sosok yang menjalankan tugasnya,” tutur Hasto.
Baca juga : Pesan KSAD Dudung ke Pangdam Jaya: Jakarta Goyang Daerah Lain Goyang
Untuk itu, Hasto menegaskan sapaan akrab Megawati dengan kata “sahabat” kepada Ahok tidak bisa disimpulkan sebagai dukungan politik.
“Jadi hal itu tidak ada hubungannya dengan Pilgub 2024. Pidato Ibu Ketum disampaikan langsung oleh beliau sebagai hasil kontemplasi, tujuannya supaya PDIP mendapat dukungan dengan masyarakat Indonesia agar masalah ini dapat diatasi bersama-sama. Namun bila Bu Mega mau menetapkan Pak Ahok, juga itu kewenangan Bu Mega,” kata Hasto.