TIKTAK.ID – Pengadilan di Amerika Serikat (AS) memutuskan dakwaan terhadap tiga orang terkait kasus peretasan terbesar sepanjang sejarah Twitter terhadap akun milik sejumlah pesohor beberapa waktu lalu. Diketahui salah satu terdakwa, Graham Ivan Clark yang ditangkap di kawasan Tampa, Florida, AS diketahui masih berusia 17 tahun.
Pihak berwenang di Florida menyebut Clark mendalangi peretasan hampir 130 akun Twitter. Tidak hanya itu, dia juga menipu pengikut akun para pesohor yang diretasnya untuk mentransfer lebih dari US$100 ribu atau Rp1,47 miliar dalam bentuk Bitcoin ke akun yang terkait dengan Clark.
Dikutip CNNIndonesia.com dari NPR, Clark didakwa 30 tindak pidana berat di negara bagian itu, termasuk penipuan, pencurian identitas, dan peretasan. Clark pun dapat dituntut karena berdasarkan hukum negara bagian Florida, ia sudah termasuk orang dewasa.
Sementara dua terdakwa lain terkait kasus tersebut yakni Nima Fazeli berusia 22 tahun dari Orlando dan Mason Sheppard berusia 19 tahun dari Inggris. Mereka berdua diduga membantu Clark menjual akses ke beberapa akun yang diretas.
Ketika menjalankan aksinya, Clark menelepon karyawan Twitter untuk menyerahkan informasi yang memberi para peretas akses ke sistem internal. Ia juga diduga mengaku dirinya sebagai anggota tim IT Twitter kepada karyawan Twitter yang dihubunginya.
Setelah itu, Clark meyakinkan karyawan tersebut untuk menyerahkan kredensial perusahaan, sehingga bisa mengambil kendali atas akun yang diretasnya. Beberapa akun yang diretas oleh Clark adalah mantan Presiden AS Barack Obama, calon Presiden AS Joe Biden, CEO Amazon Jeff Bezos, penyanyi Kanye West, pendiri Microsoft Bill Gates, Apple, hingga CEO Tesla Elon Musk.
Melalui akun tokoh-tokoh tersebut, Clark menawarkan penggandaan uang dalam 30 menit dengan mengirim US$1.000 dalam bentuk Bitcoin. Berdasarkan hasil penyelidikan, sebanyak 400 orang telah mentransfer uang dengan total US$117 ribu atau Rp1,7 miliar.
Seperti diketahui, Twitter memaparkan telah menjadi korban dari “serangan phishing telepon”. Padahal berdasarkan laporan sebelumnya, peretas menemukan jalan ke internal Twitter setelah berhasil menyuap seorang karyawan.