TIKTAK.ID – Kantor berita Iran Noor News, Sabtu (12/6/20), mengatakan bahwa pasukan Iran bulan lalu telah bersiap menarget kapal komersial Amerika Serikat, jika pasukan Amerika mengganggu perjalanan kapal tanker minyak Iran ke Venezuela, tulis Reuters.
Pada bulan lalu, Iran mengirim lima armada tanker bahan bakar ke Venezuela yang sedang mengalami krisis bahan bakar. Teheran mengatakan akan melanjutkan pengiriman jika Caracas meminta lagi, meskipun Washington mengkritik perdagangan antara kedua negara, yang mendapat sanksi dari Amerika.
“Menurut laporan yang diterima oleh Noor News, setelah meningkatnya ancaman militer terhadap kapal-kapal Iran menuju Venezuela, sebuah perintah dikeluarkan kepada Angkatan Bersenjata Iran untuk mengidentifikasi dan melacak beberapa kapal dagang Amerika di Teluk Persia dan Teluk Oman,” tulis Noor News di situs webnya.
“Opsi untuk tindakan balasan segera diidentifikasi dan dipantau untuk kemungkinan dilakukannya operasi,” tambah agensi itu.
Bulan lalu Iran mengadu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan memanggil Duta Besar Swiss di Teheran, yang mewakili kepentingan Amerika di Republik Islam Iran, atas langkah-langkah yang mungkin akan diambil Washington terhadap tanker-tanker Iran.
Ternyata Amerika tidak menghalangi muatan kapal tanker Iran. Namun, mereka sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi tambahan kepada puluhan tanker minyak asing yang melayani perdagangan dengan Venezuela, kata seorang pejabat Amerika kepada Reuters pada awal bulan ini.
Sebelumnya Iran pernah menyita sebuah kapal tanker berbendera Inggris di Teluk pada tahun lalu setelah pasukan Inggris menahan sebuah kapal tanker Iran di luar kota Gibraltar. Kedua kapal dilepaskan setelah kebuntuan selama sebulan.
Sebuah peringatan yang tampaknya ditujukan langsung ke Iran, yang menyatakan bahwa Angkatan Laut Amerika mengeluarkan peringatan pada bulan lalu kepada para pelaut di Teluk untuk menjauh sekitar 100 meter dari kapal perang Amerika atau berisiko “ditafsirkan sebagai ancaman dan akan menerima tindakan defensif yang sah”.
Ketegangan antara Washington dan Teheran mulai meningkat sejak 2018, ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan enam kekuatan dunia pada 2015 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan perekonomian, khususnya industri penting seperti minyak.