TIKTAK.ID – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menerapkan protokol kesehatan ketat untuk para Olimpian Indonesia sebelum berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020. Semua atlet dan ofisial pun wajib menjalani karantina selama lima hari dulu.
Ketua KOI, Raja Sapta Oktohari mengatakan karantina perlu dilakukan karena Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, menyusul tingginya kasus Covid-19 di Pulau Jawa-Bali. Untuk itu, sebagai langkah mitigasi Covid-19, maka semua atlet, pelatih, dan ofisial dari tujuh cabang olahraga akan dikarantina lima hari sebelum keberangkatan ke Tokyo.
Empat cabang olahraga (cabor) yaitu angkat besi, panahan, atletik, renang akan difokuskan di Jakarta. Kemudian rowing di Pengalengan, dan surfing di Bali.
Indonesia sendiri akan memberangkatkan 28+1 alternated athlete dari delapan cabor ke Olimpiade 2020. Namun khusus 11 atlet bulutangkis kini telah berada di Kumamoto, Jepang, pada akhir pekan ini untuk menjalani pre-games training.
“Renang, angkat besi, dan panahan akan kami karantina di Hotel Fairmont sejak Selasa (13/7/21). Untuk rowing dan surfing posisinya di luar Jakarta, jadi kami akan mengirim standar karantina mandiri yang harus dipatuhi hingga keberangkatan ke Jepang. Sementara atletik baru masuk karantina pada 20 Juli karena mereka baru dijadwalkan berangkat pada 24 Juli,” ujar Okto, seperti dilansir detikSport.
Selama karantina, NOC Indonesia dan CdM tetap berupaya mengakomodasi kebutuhan atlet untuk berlatih. Latihan itu disebut menerapkan sistem bubble, yaitu setiap atlet akan diantar ke sentra latihan masing-masing cabor dengan pengawasan tim support dari NOC Indonesia yang juga dikarantina.
“Kami memproteksi semua yang terlibat. Oleh sebab itu, kami juga menyertakan tim pendukung untuk melakukan pengawasan superketat selama beraktivitas pada masa karantina, termasuk saat latihan. NOC Indonesia juga nantinya akan mengirim surat kepada PBSI supaya mengetatkan prokes selama berada di Jepang,” terang Okto.
Sementara itu, CdM Rosan Roeslani memastikan bahwa semua yang masuk karantina dalam keadaan sehat dan bebas Covid-19. Ia menjelaskan, sebelum masuk karantina, atlet harus menjalani Swab PCR Test sebanyak dua kali dan mendapat hasil negatif.