TIKTAK.ID – Para ilmuwan sedang mengupayakan untuk menciptakan tes Covid-19 melalui ponsel pintar dan hasilnya langsung bisa didapat dalam tempo 10 menit.
Peneliti di Prancis mengatakan telah membuat alat tes virus Corona super cepat yang menurut hasil awal menunjukkan tingkat akurasi hingga 90 persen, seperti yang dilansir Mirror.co.uk, Rabu (24/2/21).
Hasil uji awal saat ini menunjukkan bahwa tes dengan menggunakan alat baru ini hasilnya bisa diandalkan seperti halnya tes lebih lambat yang saat ini digunakan di Inggris.
Para peneliti mengatakan tes mereka tiga kali lebih cepat daripada tes antigen aliran lateral, dan hampir sama standarnya dengan tes PCR yang lebih lambat, tetapi lebih dapat diandalkan dan umum digunakan.
Sayangnya, uji coba prototipe, yang disebut CorDial-1 ini, belum disetujui untuk dapat digunakan.
Namun, uji coba tahap awal pada 300 sampel menunjukkan tingkat akurasi 90 persen dibandingkan dengan PCR, baik untuk hasil negatif maupun positif.
Uji prototipe dapat memberikan hasil dalam 10 menit, dan dapat digunakan di luar laboratorium, menurut tim yang mengembangkannya.
Sedangkan pengujian PCR biasanya membutuhkan waktu berjam-jam dan harus di lab dengan hasil tes NHS resmi untuk publik membutuhkan waktu hingga 48 jam atau terkadang lebih lama ketika periode permintaan cukup tinggi.
Pengujian menggunakan alat baru ini dilakukan dengan menggunakan perangkat seukuran stik USB besar. Ketika dicolokkan ke smartphone, arus muncul sebagai sinyal dalam bentuk grafik.
Saat ini ada alat tes Covid-19 cepat dan portabel, namun para ilmuwan meragukan akurasi pengukurannya.
Cara kerja CorDial-1 yaitu dengan menggunakan fragmen antibodi disebut nanobodies yang berasal dari unta -kelompok yang mencakup unta, dromedaris, llama, dan alpaka- karenanya lebih stabil daripada antibodi lainnya.
CorDial-1 bekerja dengan mencangkokkan nanobodies ke permukaan elektroda.
Ketika nanobodi tersebut bersentuhan dengan “lonjakan” protein virus Covid-19, mereka akan berinteraksi untuk menghasilkan perubahan arus listrik melintasi elektroda. Saat alat penguji dicolokkan ke smartphone, arus muncul sebagai sinyal berbentuk grafik.
“Tergantung dari ketinggian sinyalnya, Anda bisa mengetahui apakah Anda positif atau negatif Covid,” jelas Sabine Szunerits.
Peneliti Universitas di Lille sedang mengerjakan proyek ini bersama dengan para ilmuwan di Universitas Marseille dan Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.
Fase berikutnya dari proyek ini adalah menjalankan uji coba selama tiga bulan pada lebih dari 1.000 orang.