TIKTAK.ID – Siapa sangka bahwa para turis Israel yang kembali dari Uni Emirat Arab (UEA) menyampaikan kesaksian yang mencengangkan. Kini, mereka menggambarkan Dubai sebagai “Las Vegas di Timur Tengah”. Ini khususnya dalam hal bebasnya penyebaran prostitusi dan perdagangan seks yang tidak sesuai dengan norma negara Muslim Arab.
Laporan media Israel menyatakan sekitar 8.000 orang Israel melakukan perjalanan ke Dubai untuk merayakan Tahun Baru. Mereka membawa hashish dan mariyuana ke UEA, meskipun Undang-Undang Anti Narkoba di sana ketat, dengan hukuman penjara hingga 20 tahun dan kadang-kadang eksekusi bagi penyelundup narkoba.
Namun demikian, salah satu turis Israel yang mengaku menyelundupkan narkoba ke Dubai mengatakan kepada Channel 12 bahwa dia tidak khawatir akan ditangkap. “Yang kami lakukan hanyalah menyelundupkan beberapa hashish dan mariyuana untuk merayakan (Malam Tahun Baru) dan mabuk,” katanya.
“Itu bukan kokain, itu narkoba ringan. Saya tidak percaya kami akan mendapat masalah. Hukuman mati untuk beberapa ratus gram di dalam koper kami? Kami hanya merokok di kamar hotel kami,” lanjut turis yang tak disebutkan identitasnya, seperti dikutip Middle East Monitor, Selasa (5/1/21).
Menurut warga Israel yang tinggal di Dubai, meningkatnya jumlah orang Israel yang mengunjungi UEA pada umumnya, dan Dubai pada khususnya, telah membuat mereka berpikir bahwa mereka “ada di rumah sendiri dan dapat melakukan apa pun yang mereka inginkan”.
“Kebanyakan turis Israel di Dubai tidak memakai masker, tidak menjaga jarak sosial dan berisiko menerima denda yang sangat tinggi,” kata warga Israel yang tak disebutkan namanya.
Sekitar 50.000 orang Israel telah mengunjungi UEA sejak perjanjian normalisasi hubungan ditandatangani pada bulan September 2020.
Perkembangan baru adalah bahwa iklan dan poster turis tentang Dubai menyembunyikan kenyataan gelap, yang diwakili oleh kelompok pria Israel yang berangkat ke tujuan liburan baru dengan satu pemikiran: prostitusi. Mereka mengisi kantong mereka dengan ribuan dollar dan dengan sedikit atau tanpa hati nurani menghabiskan waktu mereka di UEA berpindah dari satu wanita ke wanita lain.
Telah menjadi jelas bahwa turis Israel mana pun di Dubai dapat naik ke kamar hotel untuk menghadiri pesta, membayar USD1.000 dan terjun ke dalam kolam perzinahan. Semua ini terjadi secara terbuka, sementara otoritas UEA menutup mata terhadap turis yang menghabiskan seminggu di Dubai untuk tujuan “wisata seks” semau mereka.
Orang lain yang terlibat dalam bisnis kotor di Dubai ini mengatakan dia pergi ke Bucharest enam kali, tetapi sekarang yakin dengan pasti bahwa Dubai telah menjadi “rumah bordil terbesar di dunia” dengan hotel pantainya yang besar dan mewah. Ia mencontohkan, pada sore hari, puluhan pelacur duduk di kursi warna-warni di luar restoran dan bar di sekitar kompleks.
Data yang tersedia dari turis-turis Israel yang kembali dari UEA menunjukkan bahwa mereka dikenai biaya antara 1.800-2.000 dirham (USD600). Mereka mengaku telah menemukan “pasar daging” baru dan beroperasi tanpa hambatan di UEA, seolah-olah mereka berkeliaran di sekitar Bucharest, Burgas, atau Bangkok.
Seorang jurnalis Israel yang bertemu dengan pria muda yang berangkat ke Dubai mengungkapkan bahwa percakapannya termasuk pernyataan seksual memalukan yang sulit diterima, tetapi mencerminkan apa yang terjadi di UEA saat ini. Yakni bahwa mereka bisa dengan bebasnya duduk dan makan di samping kolam renang sambil menonton adegan hiruk pikuk aktivitas seksual puluhan pasangan.
“Ini melibatkan campuran alkohol, gadis-gadis dan pesta seks, dan mereka memilih apa pun yang mereka suka di iPad atau ponsel,” jelas seorang warga Israel yang juga tak disebutkan namanya.
…