TIKTAK.ID – Wasit bulu tangkis internasional asal Indonesia, Jauhari Latif merasa bersalah terhadap pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin.
Jauhari menyatakan keinginannya menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Carolina.
Niat Jauhari telah disampaikan kala Carolina Marin menderita cedera pada babak final kejuaraan Indonesia Masters 2019.
Tetapi, Jauhari belum memperoleh kesempatan untuk mengutarakan langsung permintaan maafnya kepada Carolina.
Hingga kini, Jauhari berharap di waktu mendatang bisa berjumpa dan berbincang secara khusus dengan Carolina.
Berawal dari Jauhari mengalami cedera sebelum pertandingan babak final ketika menggosok gigi.
“Saat gosok gigi di wastafel, saya sedikit membungkuk dan mendadak batuk kencang. Entah mengapa guncangan batuknya menarik otot pinggang,” terang Jauhari dikutip BolaSport.com melalui laman PBDjarum.
Sesudah kejadian tersebut, Jauhari tak bisa berdiri tegak. Ia hanya dapat berjalan sembari badannya membungkuk disebabkan rasa sakit yang amat sangat.
Ia pun panik, karena tak mungkin muncul selaku wasit sambil jalan membungkuk. Secepatnya ia menghubungi Dr Carmen Yahya.
Dokter olahraga itu menyarankan Jauhari menjumpai dokter yang bertugas di ruangan medis agar segera memperoleh tindakan fisioterapi.
“Di sana diterapi, dipasang macam-macam alat kurang lebih 40 menit,” ungkap Jauhari.
Merasa kondisinya membaik, Jauhari siap kembali bertugas. Namun, cederanya kambuh kembali sesaat menjelang pertandingan dimulai, tepatnya saat Jauhari telah siap dengan segala atributnya selaku wasit.
Jauhari pasrah atas kondisinya kala itu. Satu yang terbersit olehnya ialah berdoa.
“Ya Allah, saya sedang sakit pinggang. Bagaimana caranya pertandingan ini cepat selesai,” sebutnya.
Doa ini ia panjatkan sebab kondisi pinggangnya yang teramat sakit dan agar pertandingan tak berlangsung rubber game atau berharap tak menghabiskan waktu lama.
Jauhari melangkah tegak memasuki lapangan final Istora Senayan sembari menahan rasa sakit di pinggangnya.
Rupanya doanya terkabul. Pertandingan berlangsung singkat, hanya sepuluh menit.
Tetapi, pertandingan final tunggal putri antara Carolina Marin versus Saina Nehwal (India) selesai bukan karena salah satu pemain memenangi pertandingan, melainkan karena Carolina Marin menderita cedera parah yang mengharuskannya menyerah. Hingga Nehwal pun diputuskan sebagai juara.
“Saya merasa berdosa kepada Carolina Marin,” gelisah Jauhari.
Jauhari mengungkapkan curahan perasaannya beberapa minggu melalui akun Instagram pribadinya.
Pada Indonesia Masters 2020, ia berjumpa kru dari Spanyol yang sedang membuat film dokumenter tentang Carolina Marin. Satu bagian film mencuplik cedera yang sempat diderita Carolina.
Saat perekaman film dokumenter tersebut, Jauhari menyelipkan permohonan maaf khususnya kepada Carolina.