
TIKTAK.ID – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem, Johnny G Plate menyindir balik PDIP lantaran mendesak dua menteri dari NasDem untuk mundur dari Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Plate mengingatkan PDIP supaya tidak membuat gaduh ruang publik dengan mengatur hak prerogatif Presiden. Dia menyebut urusan reshuffle sepenuhnya menjadi hak prerogatif Jokowi.
“Terlalu banyak politisi saat ini yang merasa seolah-olah menjadi presiden dadakan dan mencoba untuk mengatur prerogative rights presiden. Jangan ada politisi yang merasa menjadi presiden saat ini. Serahkan kepada presiden, dan jangan berlagak jadi presiden,” terang Plate, pada Rabu (4/1/23).
Sementara itu, dua menteri dari Partai NasDem turut mengomentari wacana reshuffle atau perombakan Kabinet dan desakan mundur yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat.
Baca juga : Kritik Megawati Soal ‘Jokowi Kasihan Tanpa PDIP’, Relawan: Jokowi Pilihan Rakyat
Dua pembantu presiden yang juga poltitikus NasDem tersebut yakni Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Siti meminta agar masalah perombakan Kabinet Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo(Jokowi) itu tidak ditanyakan kepada dirinya.
“Ah, ngaco saja, jangan tanya saya dong,” ujar Siti di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Jumat (13/1/23), seperti dilansir CNN Indonesia.
Hal senada juga disampaikan Syahrul. Dia menegaskan bahwa reshuffle Kabinet bukan menjadi urusan menteri. Dia mengaku menyerahkan masalah perombakan Kabinet ke Presiden Jokowi. Dia pun mengklaim tetap fokus bekerja.
Baca juga : AHY Respons Peringatan NasDem Soal Potensi Koalisi Bubar
“Kita ini kan menteri kerja, jadi kerja saja, kita di lapangan terus,” tutur Syahrul.
Seperti diketahui, Jokowi sempat memberi sinyal bakal melakukan reshuffle Kabinet. Dia menyampaikan, reshuffle akan dilakukan sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Kemudian setelah adanya sinyal tersebut, PDIP mengusulkan kepada Jokowi agar mengganti dua menteri asal NasDem. Pasalnya, PDIP berdalih NasDem sudah mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai Capres.
Djarot secara khusus menyoroti kinerja Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar yang merupakan mitra koalisinya. Dia mengklaim mestinya kedua menteri itu mundur dari Kabinet Indonesia Maju.
Baca juga : Siap Tampung Sandiaga, PPP Bicara Peluang Usung Jadi Capres 2024
“Itu lebih gentle (untuk mengundurkan diri), karena rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi,” ucap Djarot.