TIKTAK.ID – Warga Amerika menghadapi kebingungan dengan pernyataan yang disampaikan oleh petinggi negaranya. Pasalnya Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki membantah pernyataan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Rochelle Walensky yang menyatakan bahwa guru bisa kembali mengajar ke ruang kelas tanpa harus mendapatkan suntikan vaksinasi lebih dulu.
Pada awal Februari, Walensky mengatakan bahwa pedoman untuk membuka kembali sekolah kemungkinan akan mencakup wajib penggunaan masker di antara guru, staf, dan siswa, serta jarak sosial, tetapi tidak akan mengharuskan guru untuk divaksinasi terlebih dahulu, seperti yang dilaporkan Sputniknews.
Sehari setelah pernyataan Walensky, Psaki muncul dan menyangkal pernyataan Direktur CDC itu. Paski mengatakan bahwa Walensky “berbicara dalam kapasitas pribadinya”, meskipun komentar tersebut dibuat dalam pengarahan resmi terkait virus Corona dan disiarkan di televisi.
Walensky secara resmi mengonfirmasi pedoman baru, dan mengatakan bahwa vaksinasi tidak akan wajib, membuat Gedung Putih menjadi bimbang dan menghindari untuk menjawab panduan sekolah yang disampaikan CDS. Bahkan muncul kekecewaan dari media pro-Demokrat yang simpatik.
Sementara, pada Rabu lalu, Wakil Presiden Kamala Harris berulang kali mengelak dari pertanyaan wartawan tentang apakah guru harus divaksinasi sebelum dianggap aman bagi mereka untuk kembali ke kelas, meskipun pertanyaan itu sudah empat kali ditanyakan secara terpisah.
Masalah pembukaan sekolah dilaporkan hanya salah satu dari beberapa kejadian di mana pejabat Gedung Putih dan ilmuwan yang bertugas mengoordinasikan strategi virus Corona Amerika tampak saling bertentangan.
Setelah pelantikannya, Biden berjanji bahwa strategi virus Corona pemerintahannya akan “komprehensif” dan “berdasarkan sains, bukan politik”, “berdasarkan kebenaran, bukan penyangkalan”.
Dia berjanji mengizinkan komunitas ilmiah untuk “bekerja bebas dari campur tangan politik” dan untuk “membuat keputusan hanya berdasarkan sains dan perawatan kesehatan saja … bukan konsekuensi politiknya”.
Namun, komunikasi Gedung Putih tidak selalu sesuai dengan komitmennya itu. Misalnya, sementara Psaki baru-baru ini menyalahkan pemerintahan Trump karena gagal memesan cukup vaksin virus Corona di negara itu. Walensky dan ilmuwan lain mengatakan bahwa keputusan otoritas negara untuk menahan dosis sebagai cadangan, bukan jumlah totalnya, adalah penyebab peluncuran vaksin yang lebih lambat dan lebih kacau dari yang diharapkan.