“PBB percaya pencaplokan itu bertentangan dengan hukum internasional,” kata Mladenov.
“Jika terjadi, itu mungkin dapat membunuh gagasan bahwa perdamaian dan kedaulatan bbagi rakyat Palestina dapat dicapai melalui negosiasi,” tambahnya.
Mladenov mendesak Palestina untuk menentang rencana Israel itu dengan cara damai.
“Orang-orang Palestina tidak putus asa … jangan menyimpang dari jalan tanpa kekerasan,” kata Mladenov.
“Anda tidak menyewa rumah, ini rumah Anda. Jangan lupa tujuan negara Palestina yang bebas … di sebelah Israel,” tambahnya.
Tepi Barat, yang diduduki Israel pada tahun 1967, adalah rumah bagi 450.000 pemukim Israel dan 2,7 juta warga Palestina.
Israel mengendalikan semua akses ke wilayah tempat Pemerintah Abbas berpusat.
Baca juga: Serangan Udara Turki Tewaskan Warga Sipil Irak Utara
Jordan, yang memiliki perjanjian damai dengan Israel, telah memperingatkan bahwa mereka dapat meninjau kembali hubungannya dengan negara Yahudi jika rencana aneksasi itu terus dijalankan dan negara-negara Arab lainnya telah menyuarakan penentangan terhadap rencana itu.
Negara-negara Uni Eropa juga telah menyuarakan keprihatinannya atas langkah sepihak Israel untuk mencaplok wilayah pendudukan di Palestina.
Pada saat rakyat Palestina berdemonstrasi, para diplomat China, Rusia, Uni Eropa dan Jepang juga bergabung dengan demosntrasi itu, kata wartawan AFP.
Pejabat senior Palestina Saeb Erekat mengatakan kepada AFP bahwa “koalisi internasional besar” termasuk negara-negara Arab, Afrika dan Eropa mendukung penentangan Palestina atas rencana aneksasi Israel.