Untuk itu, Arteria justru menuding Benny pura-pura peduli dengan masyarakat. Ia mengatakan Benny hanya kritis di saat momen-momen tertentu.
“Bukan sebaliknya. Jarang hadir, tidak memberi masukan dan kritikan secara utuh, lalu tiba-tiba pada momen-momen tertentu karena akan diperhatikan publik ‘seolah-olah bersikap kritis dan peduli rakyat’. Padahal sangat banyak ruang dan waktu bagi Bang Benny untuk mengekspresikan ide dan gagasan dalam forum rapat pembahasan Baleg,” tuturnya.
Kemudian Arteria mempertanyakan kehadiran Benny dan Fraksi PD dalam pembahasan RUU Cipta Kerja. Arteria beranggapan hal itu merupakan “pembalap di tikungan akhir”.
Baca juga : Ditanya Sikap Prabowo Atas Pengesahan UU Cipta Kerja, Begini Jawaban ‘Gak Nyambung’ Dahnil Anzar
“Harusnya ditanyakan, Bang Benny dan Fraksi Partai Demokrat hadir berapa kali di rapat pembahasan? Apa saja ide dan gagasan yang telah mereka sumbangkan? DIM fraksinya seperti apa? Kan bisa dilihat dari daftar hadir, DIM fraksi, serta rekam jejak digitalnya. Hari gini mau jadi ‘pembalap yang nyalip di tikungan akhir’, ya sudah nggak bisa,” kata Arteria.